BANDAR LAMPUNG, PL — Warga yang biasa berkendara dari Bandar Lampung ke Metro dan sebaliknya melewati Jatiagung, Lampung Selatan, juga berharap jalan pronvisi tersebut segara diperbaiki tahun ini.
“Mudah-mudahan kebagian diperbaiki jalan ini walaupun tidak sampai viral di medsos,” ujar Opang, yang biasa melintasi jalur tersebut dengan sepeda motor, Jumat (5/5).
Rekannya, Hadi (25), yang biasa menggunakan mobil LCGC, bahkan tak mau lagi melintasi jalan tersebut beberapa bulan lalu karena bodinya sering nyangkut di lobang. “Hancur mobil saya kalo lewat jalan itu terus. Yang rusak sebetulnya tidak sampai berkilo-kilometer tapi banyak lokasi yang rusak. Kalau lobangnya dalam, mau jalannya rusak cuma 10 meter tetap saja susah dilewati,” ujarnya.
Kerusakan di jalan-jalan yang lumayan padat kendaraan itu memang cukup parah. Sehingga, mobil-mobil kecil sering kandas. Badan kendaraan sering harus bergesekan dengan badan jalan saat harus melindas jalan berlubang. Di beberapa tempat bahkan kendaraan harus bergantian dari dua arah.
Kerusakan yang parah di antaranya di sekitar Pasar Sukadamai hingga perbatasan Metro. Di jalur itu, jalan bagus dan rusak silih berganti. Kerusakan yang juga parah ada di wilayah Metro Selatan, tepatnya Desa Rejomulyo, Jl. Budi Utomo. Di tempat itu, lubang cukup dalam. Saat Pantaulampung.com melintasi jalan itu, Jumat (5/5), sejumlah warga berusaha menimbun lubang yang cukup dalam.
Meski banyak yang rusak, masih banyak saja warga yang melintasi jalan tersebut karena bisa memangkas jarak cukup banyak. Sebagai contoh, dari Terminal 16C Mulyojati Metro sampai ke perempatan Jalan Untung Surapati-By Pass Soekarno-Hatta, Bandar Lampung hanya berjarak 31 km, sementara jika melewati Jalinsum Tegineneng-Branti bisa lebih dari 42 km.
Sejumlah pengendara mempertanyakan niat baik pemerintah daerah untuk melayani kebutuhan vital masyarakatnya. “Kalau di jalan-jalan utama saja begini, bagaimana kita berharap jalan bagus di pelosok-pelosok,” ujar Anto, yang setidaknya tiga kali sepekan bolak-balik ke Metro – Bandar Lampung.
Menurut dia, sebaiknya pemerintah daerah fokus pada perbaikan jalan. “Kalau belum bisa bagus minimal tidak membahayakan dan masih mudah dilalui. Apa tidak ada anggaran untuk sekadar menimbun. Masya iya, sekadar menimbun saja tidak bisa?,” ujarnya kesal.
Anto mengaku tidak menuntut apa-apa kepada pemerintah kecuali jalan. “Kalau soal sandang, pangan, rumah, kami bisa usaha sendiri. Tapi, kalau untuk jalan, kami masyarakat ini tidak bisa apa-apa kecuali berharap kepada pemerintah,” pungkasnya. (*)