Fasilitas kredit FIF yang ringan menjadi solusi praktis bagi masyarakat Indonesia dalam memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari alat transportasi, alat komunikasi hingga perabotan rumah tangga.
Buat Sukamto dan keluarganya, FIF dan Spektra bukan hanya sekedar perusahaan pembiayaan biasa. FIF adalah solusi pembiayaan yang sangat membantu keluarganya.
Sukamto adalah petani yang merasakan betul manfaatnya fasilitas kredit pembiayaan sepeda motor dan peralatan elektronik dari FIF Group maupun Spektra.
Warga Desa Jatimulyo, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan ini dulu sempat mengira jika kredit sepeda motor hanya untuk lapisan masyarakat tertentu saja. Tapi, setelah merasakan langsung fasilitas kredit yang diberikan oleh FIF, Sukamto kini jauh lebih optimis.
“Kredit motor di FIF itu jadi mengajarkan saya untuk lebih bertanggung jawab terhadap kewajiban yang harus saya penuhi. Karena manfaatnya juga banyak, dengan tidak pernah menunggak angsuran, saya bisa kredit motor sampai dua unit dan bisa kredit hape termasuk barang elektronik di rumah saya,” terang Sukamto.
Padahal dulu, jauh sebelum mengenal FIF, tiap kali musim panen tiba, ia selalu kesulitan mengangkut hasil panennya ke rumah, karena hanya mengandalkan sepeda onthel untuk transportasinya.
Namun sejak tahun 2005, Sukamto mulai mengenal FIF dan mengajukan kredit sepeda motor jenis Honda Supra Fit sebagai sepeda motor pertama dalam hidupnya, aktivitas dan mobilitas Sukamto jadi lebih mudah dan ringan.
“Dulu itu rasanya seneng banget bisa punya sepeda motor sendiri. Apalagi waktu itu masih musim motor Supra, rasanya gagah sekali bisa punya motor baru, kerjaan juga jadi cepat selesai,” kenang Sukamto.
Tiga tahun kemudian, saat anak sulungnya sudah mulai melanjutkan kuliah, Sukamto juga mengajukan kredit sepeda motor kembali di FIF. Prosesnya bahkan jauh lebih mudah, karena ia tak pernah sekalipun menunggak angsuran.
“Kredit motor kedua itu waktu anak saya yang nomor satu mulai masuk kuliah. Saya ngajuin kredit lagi di FIF langsung disetujui karena katanya saya nggak pernah nunggak angsuran,” kata Sukamto.
Belakangan ia juga tahu, jika FIF tak hanya menjadi lembaga pembiayaan sepeda motor saja, lewat Spektra yang juga bagian dari FIF Group, Sukamto bisa mengajukan kredit untuk memenuhi kebutuhan peralatan elektronik maupun alat komunikasi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Karenanya, Sukamto amat bersyukur dengan keberadaan FIF Group yang dinilainya telah memberikan peran yang amat besar untuk pemenuhan berbagai kebutuhan keluarganya,”seandainya nggak ada FIF, saya mungkin ngangkut gabahnya masih pake sepeda”.
Geliat 33 Tahun FIF Group yang Terus Bertumbuh Melayani Masyarakat Indonesia
Sukamto adalah satu dari jutaan nasabah FIF Group yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang sudah merasakan manfaat besar dari keberadaan perusahaan pembiayaan ini yang amat membantu kehidupan mereka.
Selama 33 tahun FIF Group berkiprah di Indonesia, anak perusahaan dari Group Astra ini berhasil menancapkan pengaruhnya sebagai pemimpin perusahaan pembiayaan tak hanya di sektor kredit sepeda motor tapi juga dari sektor pembiayaan kredit elektronik maupun alat komunikasi melalui Spektra sebagai jasa pembiayaan multi produk.
Meski badai pandemi Covid-19 yang membuat banyak perusahaan pembiayaan terkena dampaknya selama dua tahun terakhir, tantangan juga kembali datang ketika terjadi kenaikan harga BBM dan kelangkaan stok sepeda motor.
Namun, kenyataannya FIF Group berhasil melewati berbagai rintangan itu dan tetap eksis serta terus melayani jasa pembiayaan bagi masyarakat yang membutuhkan sepeda motor Honda sebagai sarana transportasinya.
Eksistensi FIF Group yang Terus Bertumbuh

Seperti disampaikan Presiden Direktur PT Federal International Finance (FIF Group) Margono Tanuwijaya bahwa FIF Group akan tetap optimis mengingat sepeda motor menjadi salah satu sarana penunjang produktivitas masyarakat khususnya dalam hal alat transportasi yang murah, hemat dan bisa diandalkan.
Disisi lain, Margono Tanuwijaya juga menyebutkan, produk-produk FIF Group lainnya juga masih tetap bertumbuh secara konsisten sampai dengan tahun 2022 ini.
Hal ini terlihat dari realisasi total penyaluran pembiayaan leasing khusus sepeda motor merek Honda yang sampai dengan Juni 2022 mampu menembus hingga Rp.15,50 triliun.
Selain itu, pembiayaan multi produk Spektra juga terus mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan yang semakin baik.
Berdasarkan data, Spektra berhasil membukukan penyaluran kredit pembiayaan hingga sebesar 11,08 persen di semester I/2022 menjadi Rp337,60 miliar dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp.303,93 miliar.
Jumlah unit produk seperti elektronik, gadget, atau sepeda yang tersalurkan lewat produk Spektra pun meningkat 4,32 persen menjadi 57 ribu kontrak per Juni 2022 dari hanya mencapai 54 ribu kontrak per Juni 2021.
“Selain itu, angin segar juga datang dari lini bisnis pembiayaan syariah Amitra, terutama sejak dibukanya kembali pintu bagi jemaah internasional untuk melakukan ibadah Haji maupun Umrah oleh Arab Saudi,” tambah Margono.
Lini bisnis Amitra mencatatkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan menjadi Rp46,64 miliar pada semester I/2022, tumbuh 36,43 persen yoy dibanding periode sama tahun lalu senilai Rp.34,19 miliar.
Jumlah booking unit Amitra juga mengalami kenaikan sebesar 80,41 persen yoy pada menjadi 2.791 kontrak ketimbang periode yang sama tahun 2021 yang hanya mencapai 1.547 kontrak.
Terakhir, produk baru di lini bisnis pembiayaan mikro FIF bertajuk Finatra turut berkontribusi terhadap kinerja PT FIF di semester I/2022. Sejak beroperasi April 2022, lini bisnis yang baru lahir itu telah mencatatkan penyaluran sebesar Rp.22,14 miliar dengan jumlah booking unit sebanyak 229 kontrak.
Baca Juga: Duta Besar dan Investor Hadiri Event Lampung Investment Business Collaboration Forum
Strategi FIF Group untuk Terus Bertumbuh dan Memimpin Pasar Pembiayaan

Lebih jauh, Presiden Direktur PT. FIF Group, Margono Tanuwijaya juga menjelaskan keuntungan yang diraih FIF Group ini tidak terlepas dari berbagai strategi yang diterapkan oleh perusahaannya untuk terus bertumbuh dan memimpin pasar pembiayaan yang bahkan sudah diterapkan sejak awal pandemi.
“Terdapat tiga strategi penting yang mempengaruhi peningkatan laba bersih PT FIF, yaitu pengendalian biaya mengingat kondisi ekonomi yang masih belum stabil. Selain itu, kami tetap melakukan investasi yang memiliki dampak jangka panjang, sehingga dapat meningkatkan competitive advantage,” jelas Margono dalam keterangan persnya, Februari 2022 lalu.
Pasca situasi pandemi yang lebih baik sehingga mendorong geliat iklim usaha menjadi momentum pemulihan dan kebangkitan ekonomi Indonesia.
Hal itu berdampak positif kepada operasional dan bisnis FIF, tercermin dari nilai pembiayaan (amount finance) sebesar Rp 31,83 triliun atau tumbuh 5,7% (yoy) dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 39,11 triliun.
FIF membukukan pembiayaan pada 2,62 juta unit, atau meningkat sebesar 0,4% dibanding tahun 2020 yang hanya mencapai 2,61 juta unit. Bila dilihat dari kemampuan perusahaan berdasarkan aset, FIF membukukan peningkatan pada total aset yang dimiliki sebesar Rp 32,65 triliun, naik 0,2% dibanding tahun 2020 sebesar Rp 32,59 triliun.
Dari empat lini bisnis utama FIF, salah satu lini bisnis yakni FIFASTRA atau pembiayaan sepeda motor baru Honda tahun 2021 mencatatkan nilai pembiayaan sebesar Rp Rp 21,2 triliun, atau meningkat 10% (yoy) dari tahun 2020 sebesar 19,29 triliun.
Sepeda motor baru berkontribusi 66,6% dari total nilai pembiayaan. Adapun pembiayaan tersebut disalurkan terhadap sebanyak 1,23 juta unit, atau naik 13,5% (yoy) dari periode sebelumnya sebanyak 1,1,08 juta unit.
Sedangkan lini pembiayaan multiguna Danastra mencatat nilai pembiayaan tahun 2021 mencapai Rp 9,84 triliun, tumbuh 3,5% (yoy) dari sebelumnya Rp 9,51 triliun. Namun secara unit mengalami penurunan 1,5% (yoy), dari sebanyak 1,30 juta unit pada 2020 menjadi 1,28 juta unit pada tahun 2021.
Dua lini pembiayaan lainnya yakni Spektra yang merupakan jasa pembiayaan multi produk dan Amitra yang merupakan jasa pembiayaan syariah PT FIF cenderung menurun.
Pembiayaan multi produk untuk peralatan elektronik masih lesu sedangkan pembiayaan syariah atas haji dan umrah masih terbatas karena pandemi. Dari segi kualitas, rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) terjaga baik di level 0,9% akhir 2021.
Selain lebih baik dibandingkan NPF tahun 2020 sebesar 1,5%, pencapaian rasio NPF tersebut mencerminkan kondisi perusahaan yang sehat.
Implementasi FIF Group terhadap Environment, Social and Governance (ESG)
Di sisi lain, Margono mengemukakan bahwa FIF juga sangat mendukung program Sustainibility Development Goals (SDGs) dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik mengacu pada implementasi program environment, social, and governance (ESG). Sejumlah program pun telah dilaksanakan sepanjang tahun 2021.
Hal ini mulai dari bantuan Program Dana Bergulir yang ditujukan kepada 524 pelaku UMKM di 243 titik cabang FIF dengan total nilai Rp Rp 1,47 miliar.
Kemudian, kegiatan tanggung jawab sosial dengan mendukung kegiatan vaksinasi dengan dana yang digelontorkan sebesar Rp 2,14 miliar.
Selain itu, ada sebanyak 463 kegiatan menyangkut masyarakat, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan dengan total nilai tanggung jawab sosial sebesar Rp 20,94 miliar. FIF ikut serta mendukung pemulihan ekonomi melalui sumbangan sembako sejak tahun 2020 hingga saat ini.
Tahun 2022 menjadi Tahun Penuh Optimisme untuk FIF Group
Berdasarkan kemampuan FIF Group untuk terus maju dan berkembang itu, Margono Tanuwijaya meyakini bahwa tahun 2022 menjadi titik awal bagi FIF Group untuk mulai menatap optimisme baru terhadap berbagai pertumbuhan sektor pembiayaan dengan terus melakukan berbagai inovasi promosi yang menjadikan FIF Group sebagai pemimpin dalam industri pembiayaan di Indonesia.
”Tahun 2022 menjadi tahun untuk membangun optimisme kembali bagi FIF Group untuk terus bertumbuh dan memimpin pasar pembiayaan melalui berbagai lini bisnis FIF Group,” kata Margono optimistis.
Tren Pertumbuhan Industri Pembiayaan yang Kian Positif
Optimisme FIF Group ini juga senada dengan yang disampaikan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno yang menyebut tren pertumbuhan industri pembiayaan di Indonesia masih amat positif.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan kinerja yang signifikan sebagai cermin dari fundamental perekonomian nasional dan daya beli masyarakat Indonesia yang masih terjaga baik pasca pandemi, kenaikan harga BBM maupun kelangkaan stok unit.
Suwandi Wiratno juga menyebut kecenderungan masyarakat untuk tetap melakukan transaksi pembelian sepeda motor maupun alat elektronik secara kredit masih tetap tinggi karena memiliki banyak keuntungan bagi masyarakat karena tak harus mengeluarkan biaya yang besar untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi maupun perlengkapan elektronik.
Meski demikian, Suwandi berharap pemerintah maupun pemangku kebijakan bisa terus menjaga agar tidak terjadi lonjakan inflasi yang bisa melemahkan daya beli masyarakat. (Meza Swastika)