PANTAU LAMPUNG– Pekon Sindang Marga, Kecamatan Pulau Panggung, menjadi pusat perhatian pada Rabu (18/6/2025) dengan digelarnya panen raya ikan nila yang mencapai hasil luar biasa, antara 8 hingga 10 ton.
Acara ini dihadiri Wakil Bupati Tanggamus Agus Suranto, yang mewakili Bupati Drs. Hi. Moh. Saleh Asnawi, M.A., M.H., serta jajaran pejabat dari tingkat pusat hingga daerah. Panen raya ini tak sekadar simbol keberhasilan budidaya, melainkan juga tonggak penting dalam mendorong kemandirian pangan berbasis perikanan.
Dalam sambutan tertulis Bupati yang dibacakan Wabup Agus, disebutkan bahwa budidaya ikan air tawar telah menyumbang 65 persen dari total produksi perikanan budidaya Tanggamus, yakni 3.230 ton dari total 4.990 ton pada tahun 2024.
“Ini membuktikan betapa besar peran sektor perikanan air tawar dalam mendongkrak ekonomi lokal, terutama di Kecamatan Pulau Panggung,” ujar Agus.
Bupati juga memberikan apresiasi kepada enam kelompok pembudidaya yang menjadi motor penggerak sektor ini, seperti Pokdakan Parung Jaya, Cemerlang, Barokah, Sumber Makmur, Maju Jaya, dan Ulam Berkah.
Selain soal ekonomi, Bupati menyoroti pentingnya meningkatkan konsumsi ikan untuk mendukung program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Saat ini, konsumsi ikan di Tanggamus baru menyentuh angka 35 kg/kapita/tahun, masih tertinggal dari rata-rata nasional dan negara tetangga.
“Ikan bukan hanya sumber pangan, tapi juga gizi masa depan. Kita harus menekan angka stunting melalui peningkatan konsumsi ikan yang bernutrisi,” tegasnya.
Sebagai bentuk dukungan konkret, dalam kegiatan ini juga dibagikan Kartu KUSUKA (Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan) kepada pembudidaya, sebagai bentuk legalitas dan akses terhadap program bantuan pemerintah.
Acara ini turut dihadiri perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Komandan Lanal Lampung, Kepala BBPBL, jajaran Forkopimda Tanggamus, dan Ketua HNSI.
Panen raya ini menjadi wujud nyata kolaborasi pemerintah dan masyarakat dalam membangun ketahanan pangan dari desa, melalui sektor perikanan yang inklusif dan berkelanjutan.***