PANTAU LAMPUNG– Presiden Prabowo Subianto menghadapi kritik publik terkait wacana pemilihan kepala daerah (Pilkada) melalui DPRD. Berdasarkan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dipimpin Denny Januar Ali, isu ini menimbulkan sentimen negatif di tengah masyarakat.
Dalam survei yang dilakukan menjelang 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran, Denny JA mencatat bahwa meski sejumlah program Prabowo mendapat apresiasi tinggi, wacana Pilkada via DPRD justru memicu kritik tajam.
Sentimen Publik: Positif dan Negatif
Denny JA mengungkapkan bahwa performa Prabowo di forum internasional dan langkah tegasnya terhadap korupsi mendapatkan sentimen positif. Namun, rencana Pilkada melalui DPRD menjadi satu-satunya isu dengan dominasi sentimen negatif.
“Sebanyak 76,3 persen sentimen publik terhadap wacana ini bersifat negatif. Publik khawatir bahwa kebijakan tersebut akan melemahkan demokrasi dan meningkatkan risiko korupsi,” ujar Denny JA.
Survei menunjukkan bahwa frekuensi percakapan terkait Pilkada via DPRD mencapai 1.629, dengan sentimen positif hanya 23,7 persen. Mayoritas publik menilai kebijakan ini bertentangan dengan semangat reformasi.
Rekomendasi untuk Pemerintahan Prabowo
Denny JA menyarankan agar Prabowo lebih fokus pada program-program yang mendapat dukungan publik dan menghindari kebijakan yang berpotensi menurunkan kepercayaan masyarakat.
“Indonesia menganut sistem presidensial yang berbeda dari India, Singapura, atau Malaysia yang parlementer. Upaya seperti ini pernah dicoba pada 2014, tetapi dibatalkan oleh Presiden SBY karena lebih dari 80 persen rakyat menolak pencabutan hak pilih langsung,” tambahnya.
Denny juga mengingatkan bahwa dukungan publik sangat krusial, terutama di tahun pertama pemerintahan. Potensi penurunan dukungan publik akibat isu ini dinilai sebagai risiko besar bagi stabilitas politik.
Tujuh Program Unggulan dengan Sentimen Positif
Selain kritik terhadap Pilkada via DPRD, survei LSI juga mengidentifikasi tujuh program pemerintahan Prabowo yang mendapat apresiasi tinggi:
- Bantuan Gizi untuk Ibu Hamil dan Menyusui
- Frekuensi: 2.505
- Sentimen Positif: 53,7%
Program ini diapresiasi karena menyasar kelompok rentan. Kritik muncul terkait implementasi di daerah terpencil.
- Swasembada Pangan dengan Cetak Sawah 4 Juta Hektare
- Frekuensi: 7.922
- Sentimen Positif: 70%
Publik optimistis terhadap dampak program ini meski skeptis soal efisiensi anggaran.
- Peningkatan Kesejahteraan Guru dan Rehabilitasi Sekolah
- Frekuensi: 17.925
- Sentimen Positif: 71,6%
Program ini mendapat dukungan luas, khususnya dari kalangan pendidik.
- Transisi Energi Hijau dan Target Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Frekuensi: 8.002
- Sentimen Positif: 58%
Dukungan ada, meski skeptisisme muncul terkait realisasi target pertumbuhan.
- Penurunan Stunting dengan Program Makan Bergizi Gratis
- Frekuensi: 2.264
- Sentimen Positif: 52,7%
Fokus pada stunting diapresiasi, tetapi tantangan distribusi tetap menjadi kendala.
- Pembangunan 3 Juta Rumah bagi Masyarakat Desa
- Frekuensi: 4.190
- Sentimen Positif: 53,7%
Program ini dianggap solutif meski menghadapi kritik terkait pendanaan.
- Kenaikan Upah Minimum Nasional (UMN) 6,5%
- Frekuensi: 5.248
- Sentimen Positif: 52,6%
Disambut positif oleh pekerja, namun mendapat kekhawatiran dari pengusaha.
Potensi Legenda Asia
Denny JA menutup dengan optimisme bahwa Prabowo memiliki potensi menjadi pemimpin yang dikenang setara dengan tokoh besar Asia seperti Mahathir Mohamad atau Deng Xiaoping, asalkan tetap konsisten dengan kebijakan yang mendukung demokrasi dan reformasi.
“Ia memiliki peluang besar, tetapi harus menghindari kebijakan yang berseberangan dengan kehendak rakyat,” ujar Denny JA.***