PANTAU LAMPUNG– Pada hari ini, Senin, Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin, akan menggelar pertemuan dengan 29 perusahaan terkait harga singkong, yang menjadi keluhan utama para petani. Pertemuan ini diadakan untuk mencari solusi atas penurunan harga singkong yang telah berdampak negatif pada kondisi perekonomian petani di provinsi penghasil singkong terbesar di Indonesia ini.
Pemanggilan 29 Perusahaan Singkong
Pemanggilan 29 perusahaan tersebut tertuang dalam surat bernomor 500.6.11.1/6827/V.21/2024, yang menyebutkan perusahaan-perusahaan besar di sektor industri singkong, di antaranya PT Budi Starch and Sweetener Tbk, PT Sinar Pemalang Mulia, PT Umas Jaya Agrotama, dan PT Tedco, serta berbagai perusahaan lainnya seperti PT Kapal Api Grup dan PT Pabrik Tepung Tapioka Way Raman.
Selain itu, Samsudin juga mengundang sejumlah perwakilan dari pemerintah kabupaten/kota dan petani singkong. Di antaranya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dari Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, dan kabupaten lainnya yang memiliki peran penting dalam sektor pertanian singkong di provinsi tersebut.
Janji untuk Menemukan Solusi bagi Petani Singkong
Samsudin sebelumnya menyatakan komitmennya untuk menemukan solusi atas masalah harga singkong yang menurunkan pendapatan petani. Dalam pertemuan dengan tokoh pemuda dan masyarakat di Mahan Agung pada Sabtu (21/12/2024), ia mengungkapkan bahwa ia memaklumi kegelisahan masyarakat, terutama para petani singkong yang mengalami kesulitan akibat harga yang terus merosot.
“Pada hari Senin ini, kami akan mengadakan rapat dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencari keputusan yang terbaik terkait harga singkong,” ujar Samsudin.
Tantangan Harga yang Turun Drastis
Samsudin menjelaskan bahwa Lampung memiliki kontribusi besar terhadap pasokan bahan baku industri tepung tapioka dan produk olahan lainnya di Indonesia. Namun, dalam tiga bulan terakhir, harga singkong anjlok tajam, yang membuat petani kesulitan menutupi biaya operasional, termasuk pembelian pupuk, pestisida, dan upah tenaga kerja.
“Penyusutan harga ini sangat mempengaruhi kondisi petani yang selama ini mengandalkan hasil pertanian mereka. Kami berusaha untuk merumuskan kebijakan yang tepat untuk mengatasi masalah ini,” kata Samsudin, sembari menegaskan pentingnya keberpihakan kepada petani dalam kebijakan yang akan diambil.***