PANTAU LAMPUNG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua telah menyelesaikan 92% rekapitulasi suara untuk Pemilihan Gubernur Papua 2024. Hingga saat ini, kedua pasangan calon saling klaim kemenangan, meskipun hasil resmi masih menunggu rekapitulasi final.
Per 3 Desember 2024, data C1 real count yang diunggah di situs resmi KPU menunjukkan bahwa 92,33% suara sudah tercatat dari 2.023 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Papua. Angka ini setara dengan 1.868 TPS yang telah selesai dihitung.
Pilgub Papua 2024 hanya menyisakan dua pasangan calon. Paslon nomor urut 1, Benhur Tomi Mano dan Yermias Bisai (BTM-YB), diusung oleh PDI Perjuangan, sementara paslon nomor urut 2, Mathius Fakhiri dan Aryoko Rumaropen (Mari-Yo), didukung oleh 15 partai politik, termasuk Nasdem, Hanura, PKS, PAN, PKB, Golkar, Gerindra, dan lainnya.
Pada Senin (2/12/2024), Benhur-Yermias mengklaim meraih kemenangan dengan perolehan 51,73% atau 264.260 suara. Klaim ini didasarkan pada hasil perhitungan tim internal mereka yang mencakup 97,83% data dari seluruh TPS. Benhur mengungkapkan bahwa hasil tersebut masih bersifat sementara karena masih ada 44 TPS yang belum dihitung. “Pilkada ini bukan sekadar pesta demokrasi, tapi panggung untuk rakyat Papua mengungkapkan aspirasi dan harapan mereka,” ujar Benhur.
Namun, rivalnya, Mathius-Aryoko, juga mengklaim kemenangan. Paslon ini menyatakan bahwa mereka memperoleh 53% suara pada Kamis (28/11/2024), berdasarkan perhitungan internal yang mencatatkan perolehan 105.314 suara atau 53,74%. “Pasangan kami telah meraih suara terbanyak, sementara paslon Benhur-Yermias hanya mendapatkan 46,26%,” jelas juru bicara Mathius-Aryoko, Steve Mara.
Sementara itu, KPU Papua juga mengumumkan adanya pemilihan suara ulang (PSU) di 26 TPS dengan total 9.157 pemilih, yang akan dilaksanakan hingga 6 Desember 2024. PSU ini dilakukan setelah terungkapnya berbagai pelanggaran pemilu di beberapa kabupaten dan kota. “Kami akan terus mengikuti proses rekapitulasi berjenjang dan menunggu hasil resmi dari KPU,” tambah Benhur.
Meskipun persaingan ketat, PSU di sejumlah TPS tetap menjadi sorotan karena potensi pengaruhnya terhadap hasil akhir pemilihan, di tengah klaim kemenangan yang saling bertentangan antara kedua paslon.***