PANTAU LAMPUNG- Di tengah maraknya camilan tradisional yang berbahan dasar lokal, emping jengkol menjadi salah satu produk unik yang kini hadir di Kabupaten Lampung Barat. Decha Jengkol, produksi rumahan milik Dewi atau yang akrab disapa JJ (30), adalah satu-satunya usaha emping jengkol di daerah ini. Berlokasi di Pemangku Bedeng, Pekon Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit, Dewi memulai usahanya sekitar tiga minggu lalu dengan penuh semangat dan kreativitas.
Emping jengkol, camilan khas yang dibuat dari jengkol rebus yang dipipihkan, dikeringkan, dan digoreng, menjadi ide usaha setelah Dewi melihat kebiasaan ibunya yang sering mengonsumsi jengkol sebagai lalapan. “Awalnya ibu saya sering beli jengkol untuk lalap. Saya coba rebus beberapa untuk dijadikan emping. Teman saya lalu menyarankan agar dijual, dan akhirnya lahirlah Decha Jengkol,” cerita Dewi.
Meski baru seumur jagung, Dewi optimistis dengan potensi usaha ini. Menurutnya, emping jengkol masih jarang ditemukan di Lampung Barat, sehingga bisa menjadi peluang besar untuk dikenalkan lebih luas.
Namun, Dewi mengakui tantangan terbesarnya saat ini adalah pemasaran. “Saat ini saya masih kesulitan memasarkan produk. Saya coba menawarkan melalui Facebook dan WhatsApp. Pesanan datang, tapi belum stabil, biasanya hanya 5 sampai 10 bungkus saja per order,” ujarnya.
Ia berharap usahanya bisa berkembang dan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat maupun dukungan pemerintah. “Semoga ke depan Decha Jengkol makin dikenal, diminati, dan ada bantuan dari pemerintah untuk membantu pemasaran produk lokal seperti ini,” harapnya.
Keunikan emping jengkol sebagai camilan tradisional berbasis kearifan lokal menjadi daya tarik tersendiri. Dengan usaha keras Dewi, Decha Jengkol berpotensi menjadi ikon kuliner baru dari Lampung Barat.***