PANTAU LAMPUNG – Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, kembali menjadi tuan rumah bagi 498 Kepala Dusun (Kadus) dan 22 pendamping kecamatan dari Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), pada Selasa, 5 November 2024.
Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Hanura ini dihadiri langsung oleh Kepala Desa Hanura, Rio Remota, yang memberikan paparan mengenai peran penting perangkat desa dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik dan transparan. Rio menekankan bahwa perubahan yang nyata dimulai dari pelatihan dan kunjungan lapang, seperti yang mereka lakukan, untuk mempelajari berbagai aspek pengelolaan desa yang bisa diterapkan di desa masing-masing.
“Tujuan kami bukan untuk menggurui, tetapi untuk berdiskusi bersama dan mencari solusi terbaik dalam pelayanan masyarakat yang lebih baik, lebih ramah, dan lebih bertanggung jawab,” ujar Rio didampingi oleh Kepala Dinas PMD Pesawaran, Nur Asikin, dan Camat Teluk Pandan, Salpani.
Rio juga menjelaskan bahwa pelayanan desa, meski sering dianggap kurang ramah, sesungguhnya memiliki tantangan besar. Menurutnya, kepala dusun memegang peranan vital dalam jalannya pemerintahan desa. “Tanpa kepala dusun, saya pastikan tugas kepala desa tidak akan maksimal. Kepala dusun adalah ujung tombak yang mendukung kepala desa dalam menjalankan tugas sebagai pelayan masyarakat,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Rio juga berbagi strategi mengenai penguatan kapasitas kepala dusun melalui peningkatan kualitas pengelolaan pemerintahan desa, terutama dalam hal transparansi keuangan dan kerjasama antara perangkat desa, lembaga desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). “Tugas kepala desa adalah memastikan semua perangkat desa bekerja sesuai tupoksi mereka, saling mendukung satu sama lain untuk membangun desa bersama masyarakat,” ungkapnya.
Salah satu kunci keberhasilan Desa Hanura, menurut Rio, adalah pendekatan hati dalam menjalankan tugas kepemimpinan. “Pemimpin yang baik adalah yang menjalankan tugas dengan hati yang ikhlas. Ini yang menjadi dasar di Desa Hanura, di mana kami membangun desa dengan semangat kebersamaan dan transparansi,” tambahnya.
Mengenai pengelolaan keuangan desa, Rio menekankan pentingnya transparansi meskipun ada kritik dari masyarakat. “Kami berpegang pada regulasi yang ada dan menjelaskan kepada masyarakat, baik di tingkat dusun maupun RT, mengenai batasan keterbukaan ini. Yang terpenting adalah menjaga keharmonisan dan kerjasama dengan masyarakat,” ujarnya.
Sesi tanya jawab juga berlangsung menarik, dengan salah satu Kadus dari Desa Jemenang, Kecamatan Rambang Niru, Muara Enim, Rio Irfan, yang menanyakan tentang penerapan Desa Antikorupsi yang berhasil dipertahankan oleh Desa Hanura. “Kami sangat tertarik dengan bagaimana Desa Hanura bisa mempertahankan predikat Desa Antikorupsi. Kami akan coba aplikasikan hal ini di desa kami,” katanya.
Rio Irfan menambahkan bahwa penerapan transparansi dalam tata kelola keuangan desa sangat penting untuk mencegah potensi korupsi. “Korupsi bisa terjadi di mana saja, bahkan di tingkat desa. Desa Hanura memberikan contoh yang sangat baik dalam hal ini, dan ini yang ingin kami terapkan di desa-desa kami,” pungkasnya.
Dengan berpegang pada prinsip transparansi dan kebersamaan, Desa Hanura terus menginspirasi desa-desa lain dalam upaya membangun pemerintahan yang bersih dan melayani masyarakat dengan hati.***