PANTAU LAMPUNG – Apakah Anda salah satu penggemar drama Korea? Tontonan yang semakin populer di Indonesia ini tak hanya menarik bagi pencinta drama Korea, tetapi juga penonton umum yang penasaran dengan kualitasnya.
Drama Korea dikenal dengan beragam genre dan jalan cerita yang menarik, serta kualitas tinggi dalam penampilan aktor, kerja kamera canggih, efek CGI yang memukau, dan soundtrack yang menyentuh. Semua elemen ini berkontribusi pada biaya produksi yang sangat tinggi.
Sebagai contoh, drama Korea “Bulgasar: Immortal Soul” (2021) menghabiskan biaya produksi sebesar 40 juta won, atau hampir 480 miliar rupiah. Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan biaya produksi drama Korea bisa begitu mahal?
Kenaikan Biaya Produksi dari Masa ke Masa
Menurut South China Morning Post, biaya produksi drama Korea telah mengalami lonjakan signifikan dalam dua dekade terakhir. Pada tahun 2000, ketika Korea Selatan hanya memiliki tiga stasiun penyiaran besar—KBS, SBS, dan MBC—biaya produksi untuk setiap episode drama Korea sekitar 36,5 juta won. Namun, angka ini melonjak menjadi 700 juta won pada tahun 2024.
Perubahan ini sejalan dengan berkembangnya industri drama Korea. Sebelumnya, drama Korea memiliki tema yang terbatas seperti romantis, keluarga, dan “saguk” (drama sejarah), dengan biaya produksi yang relatif rendah. Pada masa itu, aktor hanya menerima sekitar 10% dari anggaran, dan persaingan dalam industri juga tidak seketat sekarang.
Produksi Ambisius dan Kompetisi Ketat
Dengan semakin meningkatnya ambisi dalam produksi drama Korea, biaya pun semakin membengkak. Bintang-bintang besar kini menerima persentase yang lebih tinggi dari total anggaran, dan produksi drama Korea sering melibatkan pembuatan film dan efek visual dari luar negeri. Saluran distribusi yang lebih luas juga menambah keragaman dan meningkatkan biaya produksi.
Pada tahun 2008, biaya rata-rata untuk sebuah episode drama Korea mencapai 100 juta won. Dengan munculnya saluran TV kabel seperti tvN, JTBC, dan OCN sebagai pemain utama pada tahun 2015, biaya ini meningkat menjadi 400 juta won per episode.
Drama seperti “Mr. Sunshine” (2018) dari tvN menetapkan standar baru dengan anggaran 1,67 miliar won per episode.
Permintaan Internasional dan Peran Platform Streaming
NewsBytes melaporkan bahwa permintaan internasional yang meningkat juga berkontribusi pada lonjakan biaya produksi. Platform streaming global seperti Netflix telah memasuki pasar drama Korea dengan ambisi besar. Misalnya, drama “Kingdom” (2019) yang menelan biaya lebih dari 2,2 miliar won per episode.
Tak lama setelah itu, tvN melampaui rekor tersebut dengan “Arthdal Chronicles” (2019), yang mencapai biaya produksi sebesar 3 miliar won per episode. Komitmen dari platform streaming untuk memproduksi drama Korea original dengan biaya tinggi menunjukkan betapa pentingnya pasar global bagi industri ini.
Dengan permintaan yang terus berkembang dan persaingan yang semakin ketat, biaya produksi drama Korea kemungkinan akan terus meningkat.