PANTAU LAMPUNG – Taman Wisata Alam Angke Kapuk bukan hanya menjadi tujuan wisata yang menarik, tetapi juga berperan sebagai penjaga lingkungan dan sabuk hijau yang vital dalam mengatasi abrasi di Teluk Jakarta.
Hutan mangrove yang melindungi kawasan pesisir Teluk Jakarta telah menjadi saksi bisu perkembangan kritis kota ini. Namun, di tengah segala tantangan, Angke Kapuk tetap menjaga keindahan dan keberagaman alamnya, menjadi daya tarik yang tak terelakkan di berbagai media sosial.
Berada di tengah hutan mangrove, suasana sejuk dan bersih membuat pengunjung merasakan ketenangan yang langka di tengah hiruk pikuk kota. Udara yang disaring melalui hutan bakau yang padat memberikan sensasi yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung.
Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi sejak zaman kolonial Belanda pada tahun 1939. Namun, seiring berjalannya waktu, kawasan ini terancam oleh aktivitas ilegal seperti perambahan hutan dan pembangunan kolam ikan.
Pada tahun 2007, pemerintah melakukan operasi besar-besaran untuk membersihkan hutan dari para perambah ilegal. Dibawah kepemimpinan Bambang Haryo, seorang pensiunan pegawai kehutanan, pengelolaan taman mulai ditingkatkan, dengan fokus pada pelestarian ekosistem dan pengembangan fasilitas pariwisata.
Demi menjaga kelestarian hutan mangrove, sistem zonasi telah diterapkan, membagi kawasan menjadi zona wisata, zona konservasi, dan zona penyangga. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa fungsi konservasi alam tetap terjaga, sambil memberikan ruang bagi pengembangan pariwisata yang bertanggung jawab.
Melindungi Alam, Memelihara Wisata
Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga penjaga alam yang tak ternilai. Dengan upaya pelestarian dan pengelolaan yang terus-menerus, Angke Kapuk tetap menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan, sambil memastikan bahwa kekayaan alamnya dilestarikan untuk generasi mendatang.***