PANTAU LAMPUNG — Candi Ngawen, salah satu warisan budaya yang luar biasa, tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur dari batuan andesit tetapi juga suasana alami di sekitarnya. Dikelilingi oleh penduduk yang ramah dan lingkungan yang terjaga, candi ini menjadi destinasi yang menarik bagi wisatawan.
Struktur dan Sejarah Candi
Candi Ngawen terdiri dari lima candi utama yang dikenal sebagai Candi Ngawen I, II, III, IV, dan V. Meskipun hanya Candi Ngawen II yang telah dipugar pada tahun 1927, candi ini masih mempertahankan keindahan dan keunikannya. Berdasarkan arsitekturnya, Candi Ngawen diperkirakan dibangun pada abad ke-9 Masehi, mencerminkan gaya percandian Buddha dengan adanya arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa di Candi II dan arca Dhyani Buddha Amitabha di Candi IV.
Patung Singa Penjaga Candi
Salah satu keunikan Candi Ngawen adalah keberadaan patung singa di keempat sudutnya, yang berdiri kokoh di empat penjuru mata angin. Patung singa ini dimaknai sebagai penjaga candi, yang berfungsi menangkal pengaruh jahat. Gaya arsitektur ini juga terlihat pada Candi Kidal di Malang, Jawa Timur. Selain itu, arca singa ini memiliki fungsi unik sebagai saluran air hujan yang keluar melalui mulut arca.
Keunikan Arsitektur dan Panorama Sekitar
Candi Ngawen memiliki stupa dan teras yang menjadi ciri khas candi-candi Buddha. Berbeda dengan candi-candi lain di Magelang, Ngawen dikelilingi oleh hamparan sawah yang indah, memberikan pemandangan yang memikat. Hal ini menambah daya tarik wisatawan yang tidak hanya ingin menikmati situs sejarah tetapi juga kehidupan warga sekitar yang bercocok tanam.
Ekskavasi dan Pemugaran
Penelitian dan ekskavasi Candi Ngawen dimulai oleh Van Erp, seorang peneliti asal Belanda, pada tahun 1920. Proses ini melibatkan pengeringan lahan sawah****