PANTAU LAMPUNG – Kontroversi mencuat ketika HYBE dan ADOR Min Hee-jin memilih strategi yang berlawanan dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan kendali. HYBE mengabaikan opini publik demi legitimasi hukum, sementara Min Hee-jin memilih mendapatkan dukungan publik sebagai syarat legitimasi.
Alasan di balik kehilangan dukungan publik oleh HYBE dan hilangnya legitimasi Min Hee-jin adalah sebagai berikut:
1. Strategi Bertentangan: HYBE dan Min Hee-jin tidak memiliki kendali atas strategi rekrutmen yang berlawanan, menyebabkan kebingungan di masyarakat.
2. Email CEO ADOR: Min Hee-jin mengirim email kepada HYBE menuduh pelanggaran terhadap NewJeans, memicu kontroversi publik.
3. Audit: Min Hee-jin menuduh HYBE melakukan audit paksa terhadap tim ADOR, sementara HYBE membantahnya.
4. Evaluasi Min Hee-jin: Publik menilai cara Min Hee-jin mengungkap dan menangani tuduhan terhadap perusahaannya.
5. Reaksi HYBE: HYBE merespons tuduhan CEO ADOR dengan tegas, menyoroti perspektif mereka.
6. Pengungkapan yang Tidak Relevan: Min Hee-jin mencampuradukkan hal-hal yang tidak relevan dengan tuntutan hukum, menimbulkan kebingungan di masyarakat.
7. Pendekatan Emosional vs Logis: Perbedaan pendekatan antara Min Hee-jin yang emosional dan argumen logis HYBE mencerminkan kompleksitas konflik.
8. Keterbatasan Strategi: Baik HYBE maupun Min Hee-jin menghadapi keterbatasan strategis, terutama dalam hal opini publik dan legitimasi.
9. Dampak Sosial: Konflik ini tidak hanya membingungkan dan melelahkan masyarakat, tetapi juga mengungkap potensi permainan kekuasaan yang merugikan semua pihak.
Meskipun HYBE dan Min Hee Jin masih terjebak dalam kebuntuan, harapan untuk menemukan solusi yang memuaskan tetap ada.***