PANTAU LAMPUNG – Galian C batu yang berada di wilayah Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) diduga tak memiliki izin atau illegal.
Camat Way Jepara, Raden Barunajaya mengaku tidak mengetahui adanya galian batu di wilayah kerjanya, dan ia juga mengaku belum menerima pengajuan izin dari pihak penambang.
“Belum ada izin ke saya. Artinya jika disitu benar itu ada aktivitas galian batu kemungkinan besar illegal,” kata Raden, saat dikonfirmasi, Rabu, 13 Maret 2024.
“Kalau pun memang ada, yang berpotensi ada galian batu di Desa Sumur Bandung ,” lanjutnya.
Sementara Kasat Reskrim Lamtim, Iptu Johannes beserta anggota tindak pidana tertentu (Tipidter) akan turun ke lokasi galian batu yang ada di Kecamatan Way Jepara untuk memastikan legalitas dan potensi kerusakan lingkungan.
“Dalam minggu ini kita akan turun meninjau lokasi dan mengecek perijinannya,” ungkap Iptu Johannes.
Ia melanjutkan, jika nantinya diketahui tidak memiliki izin apapun bahkan hingga lingkungan sekitar tidak mengizinkan dan tetap terjadi adanya penggalian tanah untuk mencari batu, maka bisa dilakukan pemberhentian dan pemilik bisa diproses secara hukum.
“Secepatnya kami akan ke lokasi bersama anggota Tipidter untuk memastikan aktivitas di lokasi seperti apa dampak dampak lingkungannya perlu kami lihat langsung,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan Pantaulampung. com, Rabu, 13 Maret 2024 siang di lokasi, tumpukan batu berukuran besar sudah siap dihancurkan dengan cara manual oleh sejumlah pekerja pecah batu di lokasi galian batu di wilayah Kecamatan Way Jepara.
Gunungan batu yang sudah terbelah juga menumpuk dan siap diangkut oleh kendaraan roda enam.
Galian yang dalamnya lebih dari dua meter terlihat curam jika dilihat dari ketinggian lokasi pengerukan batu, sebuah alat berat jenis escavator tempat beristirahat dan siap beroperasi untuk menggali tanah dan mengambil bongkahan batu tersebut.
Terlihat aktivitas enam orang pekerja pemecah batu sedang istirahat di salah satu gubuk yang tidak jauh dari lokasi pengerukan batu, setelah melepas lelah mereka siap mengayunkan kembali palunya untuk memecah bongkahan batu.
“Kami ini cuma pekerja buruh pemecah pak, yang punya lokasi pak Edi misiran tempat tinggal diseri minanti dia jarang dilokasi orangnya,” kata beberapa orang pekerja.***
ADVERTISEMENT