ADVERTISEMENT
PANTAU LAMPUNG – Jarkoni, seorang petani di Desa Braja Fajar, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur mengeluhkan tanaman padi miliknya seluas satu hektare terendam banjir.
Hal itu disebabkan hujan yang mengguyur hampir setiap hari dan dikhawatirkan jika air tidak segera surut berdampak pada tanaman padi miliknya membusuk.
“Tiga hari belakangan ini setiap sore hari turun hujan cukup lebat, alhasil air dari rawa di sekitar sawah meluap dan menggenangi petakan sawah,” ungkap Jarkoni, Rabu, 6 Maret 2024.
“Kalau usia padi belum ada 14 hari maka rawan rusak jika tergenang air. Sampai sore kemarin air memang sudah surut namun baru sedikit saja,” lanjutnya.
Menurutnya, jika terjadi kerusakan pada tanaman padinya maka kerugian yang dialami bisa mencapai 5 juta rupiah, itu terdiri dari biaya perawatan dan pemupukan tanaman padi miliknya selama 14 hari.
“Kalau belum surut benar kami belum bisa prediksi kerusakan tanamannya seperti apa, kalau hanya sedikit kami sulam kalau diatas 80 persen gagal total,” jelasnya.
Jarkoni menambahkan bahwa tanaman padi di Desa Braja Fajar yang tergenang air kurang lebih ada lima hektare milik beberapa orang, rata-rata sawah di Desa Braja Fajar merupakan sawah tadah hujan yang rawan dengan luapan air rawa.
Sementara itu, Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Timur saat di konfirmasi terkait tanaman padi yang rusak akibat luapan air (banjir) mengaku belum memiliki data.
“Kami belum dapat setoran data kebanjiran dari koordinator penyuluh dari masing masing kecamatan, maka kami belum bisa memberi data padi yang rusak akibat banjir,” singkat pegawai Dinas Pertanian Junaidi.***