BANDAR LAMPUNG, PL – Jalan provinsi dari Bandar Lampung ke Metro dan sebaliknya melewati Kecamatan Sukadamai, Lampung Selatan, makin rusak. Di beberapa tempat bahkan sudah sulit dilintasi karena lubang menganga cukup dalam.
Sebetulnya di ruas jalan tersebut masih lebih banyak jalan yang bagus ketimbang yang rusak. Tetapi, karena kerusakannya cukup parah, sejumlah pengguna jalan tersebut akhirnya menghindari jalan tersebut. Pengendara lain, terutama yang menggunakan mobil besar dan sepeda motor masih memilih jalan tersebut.
“Hancur mobil saya kalo lewat jalan itu terus. Yang rusak sebetulnya tidak sampai berkilo-kilometer tapi banyak lokasi yang rusak. Kalau lobangnya dalam, mau jalannya rusak cuma 10 meter tetap saja susah dilewati,” ujar Hadi, salah seorang warga yang biasa berkendara dengan mobil sedan.
Kerusakan di jalan-jalan yang lumayan padat kendaraan itu memang cukup parah. Sehingga, mobil-mobil kecil sering kandas. Badan kendaraan sering harus bergesekan dengan badan jalan saat harus melindas jalan berlubang. Di beberapa tempat bahkan kendaraan harus bergantian dari dua arah.
Saat Pantaulampung.com melintasi jalan itu dari arah Bandar Lampung, Sabtu (17/6/2023), kerusakan yang parah dengan kondisi lubang cukup dalam banyak terdapat di sekitar Pasar Sukadamai hingga sesudahnya. Kendaran roda empat harus zigzag agar bodi kendaraan tidak bergesekan dengan jalan.
Setelah melewati pasar, jalan rusak juga cukup parah dan kembali mulus setelah melintasi jalan rigid. Tetapi, setelah jalan rigid, jalan kembali rusak. Menjelang SPBU Metrokibang, ada ruas jalan yang belum lama di hotmix meski tidak terlalu panjang. Tetapi, setelah jalan mulus tersebut, kerusakan makin parah.
Setelah itu, mulai dari Tugu Metrokibang hingga menjelang jembatan di Metrokibang, lubang-lubang cukup dalam sehingga mobil kecil sulit untuk tidak bergesekan dengan badan jalan. Jalan mulai bagus menjelang jembatan yang kini ada dua buah karena ada penambahan satu jembatan.
Tetapi, banyak pengendara memilih jembatan lama meski harus bergantian karena, keluar dari jembatan yang baru, kondisinya rusak parah.
Setelah itu, mulus sebenar, tetapi menjelang jembatan sungai perbatasan wilayah Metro, jalan kembali sulit dilintasi. Selain menurun, jalan berlombang cukup dalam. Setelah jembatan perbatasan, jalan bagus. Tetapi, sampai di wilayah Metro Selatan, tepatnya Desa Rejomulyo, Jl. Budi Utomo, kerusakan kembali parah dan baru bagus menjelang jembatan irigasi hingga ke Metro Pusat.
Meski banyak yang rusak, masih banyak saja warga yang melintasi jalan tersebut karena bisa memangkas jarak cukup banyak. Sebagai contoh, dari Terminal 16C Mulyojati Metro sampai ke perempatan Jalan Untung Surapati-By Pass Soekarno-Hatta, Bandar Lampung hanya berjarak 31 km, sementara jika melewati Jalinsum Tegineneng-Branti bisa lebih dari 42 km.
Sejumlah pengendara mempertanyakan niat baik pemerintah daerah untuk melayani kebutuhan vital masyarakatnya. “Kalau di jalan-jalan utama saja begini, bagaimana kita berharap jalan bagus di pelosok-pelosok,” ujar Anto, yang setidaknya tiga kali sepekan bolak-balik ke Metro – Bandar Lampung.
Menurut dia, sebaiknya pemerintah daerah fokus pada perbaikan jalan. “Kalau belum bisa bagus minimal tidak membahayakan dan masih mudah dilalui. Apa tidak ada anggaran untuk sekadar menimbun. Masya iya, sekadar menimbun saja tidak bisa?,” ujarnya kesal.
Anto mengaku tidak menuntut apa-apa kepada pemerintah kecuali jalan. “Kalau soal sandang, pangan, rumah, kami bisa usaha sendiri. Tapi, kalau untuk jalan, kami masyarakat ini tidak bisa apa-apa kecuali berharap kepada pemerintah,” pungkasnya. (*)