• Redaksi
  • Tentang Kami
Minggu, Oktober 19, 2025
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Pantau Lampung
  • Kriminal
  • Politik
  • Ekonomi
  • Entertainment
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
Home Ruwa Jurai Bandar Lampung

Kritik Sastra Postmodern Puisi “Mati Dalam Sunyi (2025)” Karya Muhammad Alfariezie: Dekonstruksi Cinta, Sunyi, dan Keterasingan di Era Pascamodern

MeldaEditorMelda
Okt 15, 2025
A A
Kritik Sastra Postmodern Puisi “Mati Dalam Sunyi (2025)” Karya Muhammad Alfariezie: Dekonstruksi Cinta, Sunyi, dan Keterasingan di Era Pascamodern
ADVERTISEMENT

PANTAU LAMPUNG- Puisi “Mati Dalam Sunyi” karya Muhammad Alfariezie, penulis asal Bandar Lampung, menghadirkan kisah tragis sepasang kekasih yang memilih hidup terisolasi dari masyarakat dan keluarga, meyakini bahwa cinta mereka cukup untuk menegakkan dunia pribadi. Namun, keputusan itu justru berujung pada kehancuran, kesunyian, dan kematian. Karya ini, meski singkat, menyuguhkan dimensi postmodernisme yang kaya, menolak narasi tunggal, menyoroti fragmentasi makna, dan mengeksplorasi dekonstruksi nilai-nilai tradisional.

Teks Puisi

Mati Dalam Sunyi

BeritaTerkait

26 Juli Ditetapkan Sebagai Hari Puisi Indonesia, Fadli Zon: Perpuisian Harus Majukan Bangsa

‘Menungguku Tiba’ Siap Dibedah di Pusat Budaya Sunda UNPAD, Isbedy: Undangan Ini Spesial

Sepasang kekasih mati
dalam sunyi pasca-sepakat
melupakan teman-orang tua
karena memilih hidup berdua

Berdua saja, mereka kira
bahagia menari ombak
bernyanyi karang

ADVERTISEMENT

Tapi putih pasir pantai
hanya tertanam kelapa
dan mereka marah hingga
saling tujah karena betapa
lapar dan dahaga hidup
hanya berdua

2025

Cinta dan Keruntuhan Metanarasi (Lyotard)

Jean-François Lyotard dalam The Postmodern Condition menekankan bahwa era postmodern ditandai dengan “incredulity toward metanarratives” — ketidakpercayaan terhadap narasi besar yang mengklaim kebenaran universal. Puisi ini secara eksplisit menantang metanarasi modern tentang “cinta sebagai puncak kebahagiaan dan tujuan hidup”.

Bait pertama puisi menegaskan keputusan radikal pasangan itu: “melupakan teman-orang tua / karena memilih hidup berdua”. Kalimat ini menandakan penolakan terhadap struktur sosial dan norma konvensional—keluarga, pertemanan, bahkan masyarakat luas—sebagai landasan moral. Mereka mencoba menegakkan narasi kecil, hanya berdua, yang mereka yakini cukup untuk menampung makna hidup.

Namun, sesuai pandangan Lyotard, narasi kecil itu rapuh. Ketika kebahagiaan yang diharapkan tidak tercapai, dunia “berdua saja” kehilangan legitimasi. Sisa yang tertinggal hanyalah kesunyian—simbol kehancuran makna dalam dunia postmodern yang nihilistik.

Dekonstruksi Romantisme dan Sunyi sebagai Simbol Kehampaan (Derrida)

Jacques Derrida menolak gagasan makna tunggal dalam teks; makna selalu terbuka, terpecah, dan bergeser (différance). Puisi ini mendekonstruksi konsep cinta romantis yang ideal.

Frasa “berdua saja” yang semula romantis justru berubah menjadi ironi. “Sunyi” bukan sekadar latar suasana, tetapi hasil dari keputusan eksklusif yang menutup kemungkinan makna lain. Dalam bait akhir:

“dan mereka marah hingga saling tujah / karena betapa lapar dan dahaga hidup / hanya berdua”

Cinta yang dipuja berubah menjadi sumber kehancuran. Derrida menyebut ini pembalikan hierarki makna—sesuatu yang dianggap luhur (cinta) justru mengungkap sisi destruktifnya (kematian dan kehampaan). Puisi ini menantang romantisme tradisional, memperlihatkan bahwa di balik keindahan cinta tersembunyi kekerasan eksistensial yang menunggu.

Simulakra dan Realitas Semu (Baudrillard)

Jean Baudrillard berbicara tentang simulacra—realitas yang kehilangan keaslian karena hanya meniru bayangan. Pasangan dalam puisi ini hidup dalam simulasi cinta: mereka menciptakan dunia mini yang meniru ideal cinta, bukan cinta itu sendiri.

Frasa “bahagia menari ombak, bernyanyi karang” menggambarkan kebahagiaan semu—tampak indah, tetapi tanpa substansi. Realitas keras, berupa lapar dan dahaga, menghancurkan ilusi itu. Dunia “berdua saja” hanyalah konstruksi semu, bukan kenyataan yang mampu menopang eksistensi manusia. Tragedi di akhir puisi menegaskan kehancuran simulakra cinta ketika ilusi bertemu realitas yang tak bisa ditolak.

Fragmentasi dan Ketidakhadiran Makna Utuh

Struktur puisi tidak linear dan tidak memberi resolusi tuntas. Identitas karakter, lokasi, atau proses kematian tidak dijelaskan. Fragmen makna ini mencerminkan karakter postmodern: realitas yang tercerai-berai, celah makna, dan ketidakpastian. “Sunyi” menjadi ruang kosong yang diisi interpretasi pembaca. Dalam logika postmodern, pembaca membangun makna, bukan pengarang. Puisi ini terbuka bagi berbagai tafsir: kehancuran cinta, kegagalan eksistensial, atau metafora isolasi sosial modern.

Kesimpulan

Puisi Mati Dalam Sunyi (2025) menegaskan esensi postmodernisme dalam sastra Indonesia kontemporer. Bahasa yang sederhana namun paradoksal menggugat kepercayaan lama tentang cinta, kebahagiaan, dan makna hidup. Dengan perspektif Lyotard, Derrida, dan Baudrillard, puisi ini menyampaikan tiga pesan kunci:

  1. Tidak ada kebenaran tunggal tentang cinta; narasi kecil bisa rapuh (Lyotard).
  2. Cinta bisa dibalik menjadi sumber penderitaan dan kehampaan (Derrida).
  3. Dunia cinta yang mereka ciptakan hanyalah simulasi yang rapuh dan tak nyata (Baudrillard).

Akhirnya, Mati Dalam Sunyi menjadi potret manusia postmodern yang terjebak dalam ilusi cinta, kehilangan arah, dan menghadapi sunyi eksistensial di dunia yang mereka ciptakan sendiri. Karya ini tidak hanya mengajak pembaca merenungi tragedi cinta, tetapi juga menantang pembaca menafsirkan makna di balik fragmen-fragmen kehidupan pascamodern yang penuh kontradiksi.***

Source: ALFARIEZIE
Tags: #muhammadalfariezie#SastraIndonesiaDekonstruksiCintaMatiDalamSunyiPuisiPostmodern
ShareTweetSendShare
Previous Post

FML Geruduk Kejagung dan Mabes Polri, Desak Audit Hibah Rp60 Miliar dan Ambil Alih Kasus Skandal Saudari Kembar Wali Kota Bandar Lampung

Next Post

Peluncuran Fakultas Kedokteran Gigi, Profesi Dietisien, dan Halal Center di Universitas Aisyah Pringsewu: Langkah Strategis Menuju Kemandirian Kesehatan dan Pendidikan Lampung

Related Posts

Hanan A. Razak Ajak Kader Golkar Lampung Jadi Garda Terdepan Penjaga Pancasila di HUT ke-61
Berita

Hanan A. Razak Ajak Kader Golkar Lampung Jadi Garda Terdepan Penjaga Pancasila di HUT ke-61

Okt 18, 2025
Gebyar “Ayo Membatik” Warnai Lampung Tengah, Bunda PAUD Ajak Anak Bangga Cinta Batik Sejak Dini
Berita

Gebyar “Ayo Membatik” Warnai Lampung Tengah, Bunda PAUD Ajak Anak Bangga Cinta Batik Sejak Dini

Okt 18, 2025
Heboh! Warga Pugung Kembali Tersandung Kasus Pencurian di Pringsewu, Polisi Amankan Pelaku
Berita

Heboh! Warga Pugung Kembali Tersandung Kasus Pencurian di Pringsewu, Polisi Amankan Pelaku

Okt 17, 2025
Empat Pelaku Pengeroyokan Brutal di Way Panji Ditangkap Kurang dari 24 Jam, Korban Alami Luka Serius
Berita

Empat Pelaku Pengeroyokan Brutal di Way Panji Ditangkap Kurang dari 24 Jam, Korban Alami Luka Serius

Okt 17, 2025
Pabrik Kelapa Sawit PT. Pesona Sawit Makmur Resmi Beroperasi Di Lampung Timur, Dorong Ekonomi Dan Serap Ribuan Tenaga Kerja
Bandar Lampung

Pabrik Kelapa Sawit PT. Pesona Sawit Makmur Resmi Beroperasi Di Lampung Timur, Dorong Ekonomi Dan Serap Ribuan Tenaga Kerja

Okt 17, 2025
Pemprov Lampung Sabet Mandaya Awards 2025, Bukti Nyata Keberhasilan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Dan Peningkatan Ekonomi Rakyat
Berita

Pemprov Lampung Sabet Mandaya Awards 2025, Bukti Nyata Keberhasilan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Dan Peningkatan Ekonomi Rakyat

Okt 17, 2025
Next Post
Peluncuran Fakultas Kedokteran Gigi, Profesi Dietisien, dan Halal Center di Universitas Aisyah Pringsewu: Langkah Strategis Menuju Kemandirian Kesehatan dan Pendidikan Lampung

Peluncuran Fakultas Kedokteran Gigi, Profesi Dietisien, dan Halal Center di Universitas Aisyah Pringsewu: Langkah Strategis Menuju Kemandirian Kesehatan dan Pendidikan Lampung

PERBATI Lampung Tancap Gas: Mantapkan Pengurus Baru dan Bidik Kebangkitan Tinju Lampung di Kancah Nasional

PERBATI Lampung Tancap Gas: Mantapkan Pengurus Baru dan Bidik Kebangkitan Tinju Lampung di Kancah Nasional

Lapas Dharmasraya Ubah Kolam Jadi Jalan: Simbol Transformasi Menuju Lembaga Pemasyarakatan Modern dan Tertib

Lapas Dharmasraya Ubah Kolam Jadi Jalan: Simbol Transformasi Menuju Lembaga Pemasyarakatan Modern dan Tertib

2.335 Bidang Tanah Milik Pemkab Pringsewu, 60 Persen Sudah Bersertifikat: Target Rampung dalam Dua Tahun

2.335 Bidang Tanah Milik Pemkab Pringsewu, 60 Persen Sudah Bersertifikat: Target Rampung dalam Dua Tahun

Wanita Filantropi Indonesia Bedah Rumah Warga Lampung Selatan, Bupati Egi Apresiasi Semangat Gotong Royong

Wanita Filantropi Indonesia Bedah Rumah Warga Lampung Selatan, Bupati Egi Apresiasi Semangat Gotong Royong

banner 300250

Berita Terkini

  • Hanan A. Razak Ajak Kader Golkar Lampung Jadi Garda Terdepan Penjaga Pancasila di HUT ke-61
  • Gebyar “Ayo Membatik” Warnai Lampung Tengah, Bunda PAUD Ajak Anak Bangga Cinta Batik Sejak Dini
  • Heboh! Warga Pugung Kembali Tersandung Kasus Pencurian di Pringsewu, Polisi Amankan Pelaku
  • Empat Pelaku Pengeroyokan Brutal di Way Panji Ditangkap Kurang dari 24 Jam, Korban Alami Luka Serius
  • Pabrik Kelapa Sawit PT. Pesona Sawit Makmur Resmi Beroperasi Di Lampung Timur, Dorong Ekonomi Dan Serap Ribuan Tenaga Kerja
Pantau Lampung

Selamat datang di Pantau Lampung, portal berita yang mengabarkan secara cermat dan tepat tentang berbagai peristiwa dan perkembangan terkini di Provinsi Lampung. Kami hadir untuk menjadi sumber informasi terpercaya bagi masyarakat Lampung dan pembaca di seluruh Indonesia.

  • Redaksi
  • Tentang Kami

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Pojok Lampung
  • Politik
  • Peristiwa
  • Ruwa Jurai
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Pesisir Barat
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Lifestyle
    • Entertainment
    • Hiburan
    • Fashion
  • Network
  • Indeks

© 2024 Pantaulampung.com - All Right Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In