PANTAU LAMPUNG– Kasus pencabulan anak di bawah umur yang menyeret tersangka JH (57) masih menjadi sorotan publik di Lampung Selatan. Meskipun JH telah dibebaskan karena masa tahanan maksimalnya habis, penyidikan kasus ini tetap berjalan, dan pihak kepolisian menegaskan bahwa proses hukum terhadap pelaku maupun terduga pelaku lain masih berlanjut.
Kasat Reskrim Polres Lampung Selatan, AKP Indik Rusnomo, menjelaskan bahwa pembebasan JH bukanlah kebijakan subjektif, melainkan sesuai ketentuan hukum yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
“Penahanan tersangka memiliki batas waktu maksimal 120 hari. Jika berkas perkara belum lengkap atau belum dinyatakan P-21 oleh pihak kejaksaan hingga batas waktu tersebut, maka penahanan tidak bisa diperpanjang. Polisi wajib membebaskan tersangka demi hukum. Ini bukan berarti tersangka bebas dari tuntutan pidana,” ujar AKP Indik, Rabu (1/10/2025).
AKP Indik menegaskan bahwa meski JH sudah dibebaskan dari tahanan, kasusnya tetap diproses berdasarkan Pasal 81 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, yang mengatur pidana bagi pelaku persetubuhan terhadap anak di bawah umur dengan ancaman hukuman minimal lima tahun penjara.
Dalam keterangannya, polisi menjabarkan tiga pertimbangan utama terkait pembebasan JH:
1. Masa tahanan habis: JH telah menjalani penahanan selama 120 hari sesuai ketentuan KUHAP. Karena berkas perkara belum lengkap, polisi wajib membebaskan tersangka demi hukum.
2. Status kasus tetap berjalan: Meskipun hasil tes DNA menunjukkan anak yang dilahirkan korban bukan anak biologis JH, tersangka tetap mengakui pernah melakukan persetubuhan satu kali terhadap korban. Polisi juga tengah memeriksa dua terduga pelaku lain yang diduga terlibat dan berencana memanggil saksi tambahan untuk memperkuat berkas perkara.
3. Proses hukum lanjut: Pembebasan JH tidak menghapus kewajiban hukum. Jika berkas perkara telah dinyatakan lengkap, tersangka dapat kembali dipanggil atau bahkan ditahan ulang sesuai prosedur hukum yang berlaku.
AKP Indik menegaskan, Polres Lampung Selatan tetap profesional dalam menangani kasus ini. Aparat kepolisian menekankan kepatuhan terhadap prosedur hukum, keadilan bagi korban, serta transparansi dalam setiap tahap penyidikan.
“Kami menghimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak terprovokasi isu-isu yang beredar, dan mempercayai proses hukum. Jangan mengambil tindakan sendiri atau menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Polisi berkomitmen menuntaskan kasus ini dengan adil dan transparan,” pungkasnya.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena menyangkut perlindungan anak, dan kepolisian memastikan tidak ada celah hukum yang dilewatkan untuk memastikan pelaku maupun pihak terkait dapat diproses sesuai aturan yang berlaku.***