PANTAU LAMPUNG– Semangat gotong royong, warisan luhur bangsa Indonesia, kembali menyalakan energi positif di bumi Lampung. Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menunjukkan kepemimpinan responsif dengan turun langsung ke lokasi untuk menanggapi kondisi darurat Jembatan Gantung Tampang Muda di Kecamatan Pematang Sawa, Tanggamus. Jembatan yang sempat viral di media sosial karena rusak dan membahayakan keselamatan warga kini tengah diperbaiki melalui kolaborasi lintas elemen masyarakat, pemerintah, dan organisasi kemanusiaan.
Jembatan gantung Tampang Muda menjadi satu-satunya akses utama warga, termasuk anak-anak sekolah, menuju fasilitas pendidikan, pasar, dan pusat kegiatan ekonomi. Kondisi jembatan yang rusak parah membuat aktivitas warga terhambat, sehingga perbaikan mendesak dilakukan. Gubernur Mirza, yang akrab disapa Mirza, segera menginisiasi aksi gotong royong massal dengan menggandeng Vertical Rescue Indonesia (VRI) Regional Lampung, Pemerintah Kabupaten Tanggamus, masyarakat desa, pelajar, mahasiswa, hingga komunitas pecinta alam dan organisasi kepemudaan.
“Akses pendidikan dan keselamatan anak-anak kita adalah hal yang tidak bisa ditawar. Jembatan ini bukan hanya soal penyambung dua tempat, tetapi juga penyambung masa depan mereka. Saya mengapresiasi semangat semua relawan dan elemen masyarakat yang cepat merespon panggilan ini. Ini bukti nyata kekuatan kolaborasi kita. Saya minta perbaikan dilaksanakan dengan cepat dan hasil terbaik,” tegas Gubernur Mirza saat memberikan arahan di lokasi.
Proses perbaikan dilakukan dengan metode kolaboratif dan inklusif. Pemprov Lampung dan Pemkab Tanggamus bertindak sebagai fasilitator, sementara kekuatan utama berasal dari tim teknis VRI yang sudah berpengalaman menangani jembatan gantung di berbagai daerah. Vertical Rescue Indonesia, yang dikenal lewat program nasional “1000 Jembatan Gantung untuk Indonesia”, menurunkan tim ahli untuk melakukan survei, perencanaan, dan eksekusi konstruksi dengan standar keselamatan tinggi.
Muhammad Kariskun, Koordinator VRI Regional Lampung, menyampaikan, “Ini adalah tugas kemanusiaan. Kami siap memimpin perbaikan teknis di lapangan dengan prosedur keselamatan tertinggi. Dukungan pemerintah dan masyarakat, mulai dari tenaga, logistik, hingga koordinasi, sangat menguatkan usaha kami.”
Selain aspek teknis, Gubernur Mirza juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga keberlanjutan jembatan. “Kami berharap warga tidak hanya membantu saat pembangunan, tetapi juga menjaga fasilitas ini setelah selesai agar jembatan tetap aman dan bermanfaat jangka panjang,” ujarnya.
Perbaikan Jembatan Gantung Tampang Muda menargetkan selesai paling lambat akhir September 2025, agar para pelajar dapat kembali beraktivitas dengan aman. Proyek ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan simbol solidaritas, kepedulian, dan kepemimpinan yang hadir untuk rakyat. Dengan kolaborasi semua pihak, Jembatan Tampang Muda akan kembali berdiri kokoh sebagai penghubung wilayah sekaligus penyambung harapan dan masa depan generasi penerus bangsa.***