PANTAU LAMPUNG – Pemerintah Kabupaten Pringsewu menargetkan produksi jagung pada tahun 2025 mencapai 48.899 ton, meningkat signifikan dibandingkan target tahun sebelumnya, yakni 42.073 ton pada 2024 dan 37.301 ton pada 2023. Target ini bukan sekadar angka statistik, melainkan bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal serta memperkuat ketahanan pangan di daerah.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas saat membuka Launching Petani Mitra Adhyaksa (PMA) Pilot Project Penanaman Jagung di Musim Kemarau dan UMKM Mitra Adhyaksa (UMA) di Pekon Enggalrejo, Kecamatan Adiluwih, Rabu (13/08/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh Kajati Lampung Danang Suryo, Kajari Pringsewu Evi Hasibuan, jajaran pemerintah daerah, serta forkopimda setempat.
“Kecamatan Adiluwih memiliki luas lahan jagung sekitar 2.500 hektar, yang merupakan potensi besar yang harus dioptimalkan. Tantangan utama pada musim tanam ketiga ini adalah ketersediaan air, potensi serangan hama dan penyakit tanaman, serta akses pertanian yang masih terbatas,” kata Riyanto. Ia menekankan pentingnya strategi mitigasi risiko, termasuk pemanfaatan teknologi irigasi dan penggunaan pupuk serta pestisida yang ramah lingkungan, agar produktivitas jagung dapat tercapai sesuai target.
Selain jagung, pemerintah daerah juga menargetkan luas tanam padi seluas 25.851 hektar dengan estimasi produksi gabah kering giling mencapai 151.146 ton. Program Gerakan Listrik Masuk Sawah (Gelisah) turut menjadi penunjang, memungkinkan pengoperasian sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air irigasi. Meski demikian, kendala seperti tegangan listrik rendah dan jaringan listrik yang belum merata masih menjadi tantangan yang harus diatasi. “Kami telah berkoordinasi dengan PLN, dan berharap pihak kejaksaan dapat memfasilitasi percepatan usulan penambahan gardu trafo serta perluasan jaringan listrik demi kelancaran program ini,” imbuhnya.
Bupati Pringsewu menekankan bahwa Lampung merupakan salah satu provinsi unggulan dalam sektor pertanian, terutama untuk komoditas padi dan jagung, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional. Ia berharap target produksi yang ambisius ini dapat dicapai dengan dukungan penuh dari semua pihak, mulai dari pemerintah desa, kelompok tani, hingga penyuluh pertanian.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati juga menyoroti pengembangan UMKM melalui program UMKM Mitra Adhyaksa (UMA). Program ini berfokus pada pendampingan legalitas, administrasi, dan peningkatan kapasitas pelaku UMKM. “Saat ini sekitar 100 pelaku UMKM telah memperoleh pendampingan mulai dari perizinan NIB, sertifikasi keamanan pangan, hingga PIRT. Legalitas ini menjadi pondasi penting agar UMKM kita berkembang lebih maju, memasuki pasar yang lebih luas, dan meningkatkan daya saing,” jelasnya.
Riyanto Pamungkas menambahkan, sinergi antara pemerintah daerah dan kejaksaan dalam program PMA dan UMA menjadi contoh konkret kolaborasi lintas sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat. Selain peningkatan produksi pertanian, program ini juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat melalui peningkatan kapasitas produksi, pemenuhan legalitas usaha, dan akses ke pasar yang lebih luas.
Bupati berharap, dengan terwujudnya target produksi jagung dan padi serta penguatan UMKM, Kabupaten Pringsewu dapat menjadi daerah yang mandiri secara pangan sekaligus memiliki ekonomi lokal yang kuat. Program ini diharapkan mendorong kesejahteraan petani, meningkatkan kualitas produk lokal, dan memberi kontribusi nyata terhadap pembangunan inklusif berbasis ekonomi kerakyatan.***