PANTAU LAMPUNG — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Ambon menghadirkan warna baru dalam pembinaan warga binaan dengan menggelar kegiatan unik bernama Paparisa Carita atau “Rumah Cerita,” Rabu (4/6/2025). Kegiatan ini menjadi forum dialog santai yang menjembatani komunikasi antara petugas pemasyarakatan dan warga binaan, khususnya di Blok Hunian Cempaka.
Paparisa Carita membuka ruang bagi warga binaan untuk berbicara secara bebas dan nyaman, tanpa formalitas yang kaku. Di sini, para pengayom bukan sekadar pengawas, melainkan pendengar dan motivator yang membangun relasi empatik.
Kepala Rutan Ambon, Ferdika, menegaskan bahwa keberhasilan pembinaan tidak hanya soal keamanan, tapi juga soal membangun komunikasi yang sehat dan penuh penghargaan. “Kami ingin warga binaan merasa dihargai sebagai manusia, bukan hanya sebagai penghuni tahanan,” katanya.
Suasana Hangat dan Ekspresi Bebas
Dalam sesi dialog tersebut, warga binaan berbagi cerita, harapan, dan aspirasi mereka, mulai dari kebutuhan dasar hingga masa depan pasca-pembebasan. Beberapa bahkan membacakan puisi dan lagu hasil karya sendiri, memperlihatkan sisi positif dan kreatif dari mereka.
Kasubsi TU, Anita, mengapresiasi antusiasme warga binaan yang sangat aktif berpartisipasi. Ia juga menambahkan bahwa Paparisa Carita berperan sebagai rehabilitasi sosial mendalam yang dapat mengubah perilaku melalui komunikasi terbuka.
Lebih dari Sekadar Dialog
Selain sesi curhat, acara juga diwarnai permainan kelompok, kuis edukatif, dan refleksi bersama, yang semakin menguatkan ikatan emosional antara petugas dan binaan. Pendekatan ini membuktikan bahwa interaksi yang dibangun dengan saling percaya dapat menciptakan suasana harmonis dan kondusif.
Ferdika berharap kegiatan ini menjadi agenda rutin di Rutan Ambon sebagai strategi pembinaan kepribadian. “Dengan menjadikan warga binaan subjek pembinaan, bukan objek, proses pemasyarakatan akan lebih bermakna dan berkelanjutan,” pungkasnya.***