PANTAU LAMPUNG–Harga tiket pesawat di Indonesia sering kali menjadi topik perbincangan, terutama ketika harga tiket melonjak tinggi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga tiket pesawat di Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan negara lain.
1. Jumlah Pesawat yang Terbatas
Salah satu alasan utama mahalnya tiket pesawat di Indonesia adalah jumlah pesawat yang terbatas.
Menurut Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia telah menurun signifikan dari sekitar 500 pesawat menjadi hanya sekitar 400 pesawat.
Penurunan jumlah pesawat ini menyebabkan kapasitas angkut penumpang berkurang, sehingga harga tiket menjadi lebih maha.
2. Spesifikasi Pesawat yang Tinggi
Pesawat yang digunakan oleh maskapai di Indonesia, terutama Garuda Indonesia, memiliki spesifikasi yang tinggi dan kualitas terbaik.
Pesawat-pesawat ini, seperti Boeing 737NG dan Airbus A320, memiliki fitur dan kenyamanan yang lebih baik dibandingkan dengan pesawat di beberapa negara lain.
Kualitas tinggi ini tentu saja mempengaruhi biaya operasional yang lebih tinggi, yang pada akhirnya berdampak pada harga tiket.
3. Biaya Operasional yang Tinggi
Biaya operasional maskapai di Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain.
Salah satu komponen biaya operasional yang signifikan adalah harga avtur (aviation turbine fuel) atau bahan bakar pesawat.
Harga avtur di Indonesia cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan harga avtur di negara lain.
Selain itu, biaya perawatan pesawat, gaji kru, dan biaya bandara juga turut menyumbang pada tingginya biaya operasional.
4. Nilai Tukar Rupiah yang Lemah
Nilai tukar rupiah yang lemah terhadap dolar AS juga menjadi salah satu faktor penyebab mahalnya tiket pesawat di Indonesia.
Banyak komponen biaya operasional maskapai, seperti pembelian pesawat dan bahan bakar, yang dibayar dalam dolar AS.
Ketika nilai tukar rupiah melemah, biaya operasional dalam rupiah menjadi lebih tinggi.
Hal ini menyebabkan maskapai harus menaikkan harga tiket untuk menutupi biaya tersebut.
5. Tarif Batas Atas yang Tidak Relevan
Tarif batas atas yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi harga tiket pesawat.
Tarif batas atas ini ditetapkan pada tahun 2019 dan belum mengalami perubahan hingga saat ini.
Padahal, kondisi ekonomi dan nilai tukar telah berubah signifikan sejak saat itu.
Akibatnya, tarif batas atas yang tidak relevan ini membuat maskapai kesulitan menyesuaikan harga tiket dengan biaya operasional yang sebenarnya.
6. Permintaan yang Tinggi
Permintaan tiket pesawat yang tinggi, terutama saat musim liburan dan mudik, juga menyebabkan harga tiket melonjak.
Ketika permintaan melebihi kapasitas yang tersedia, maskapai cenderung menaikkan harga tiket untuk mengatur jumlah penumpang.
Fenomena ini sering terjadi saat libur Lebaran, Natal, dan tahun baru.*