PANTAU LAMPUNG – Menikah merupakan momen sakral bagi banyak orang, sering kali dianggap sebagai peristiwa yang terjadi sekali seumur hidup. Namun, di Jepang, konsep ini mendapatkan perspektif baru dengan munculnya tren unik bernama ‘friendship marriage’.
Apa Itu ‘Friendship Marriage’?
‘Friendship marriage’ atau pernikahan persahabatan adalah fenomena di mana dua individu menikah tanpa adanya perasaan romantis atau cinta. Menurut Times of India, jenis pernikahan ini lebih menekankan hubungan platonis daripada keintiman romantis atau seksual.
Pasangan yang memilih model pernikahan ini berbagi kehidupan mereka berdasarkan rasa saling menghormati, nilai-nilai, biaya, dukungan emosional, dan stabilitas. Mereka menikah secara sah dan dapat memutuskan apakah akan memiliki anak atau tidak. Tren ini sebagian besar diadopsi oleh individu yang berusia awal 30-an dan memiliki pendapatan lebih tinggi dibandingkan rata-rata penduduk Jepang.
Apa yang Mendorong Tren Ini?
Seperti yang dilaporkan oleh Mint, tren friendship marriage mulai muncul di negara-negara dengan tantangan penurunan populasi, seperti Jepang. South China Morning Post melaporkan bahwa semakin banyak anak muda di Jepang yang memilih bentuk pernikahan baru ini, yang tidak melibatkan cinta atau seks.
Beberapa alasan di balik pilihan ini adalah keinginan untuk menunjukkan citra yang stabil dan dewasa di mata masyarakat atau untuk menyenangkan orang tua. Selain itu, lebih dari 70% pasangan dalam pernikahan persahabatan memilih model ini untuk memiliki anak, mengingat kesulitan yang dihadapi perempuan lajang yang ingin menjadi ibu di Jepang.
Pernikahan persahabatan menawarkan solusi bagi mereka yang tidak ingin menikah secara tradisional, namun tetap menginginkan stabilitas dan pengakuan sosial. Fenomena ini menunjukkan perubahan besar dalam dinamika hubungan dan pandangan terhadap pernikahan di Jepang.***