BANDAR LAMPUNG, Pantaulampung.com – Lampung selama ini dikenal sebagai daerah dengan hasil kebudayaan yang tinggi dan unik. Bicara budaya Lampung, sangat beragam, unik, dan etnik.
“Jika selama ini Lampung hanya dikenal dengan wastra-nya (kain tradisonal) seperti tapis, maduaro, sulam ulat, ternyata Lampung juga memiliki seni tradional berupa ukiran Lampung,” kata perajin ukiran Lampung Agus Prayoga, saat dihubungi Lampunginsider.com, Senin (21/8/23).
Agus mengatakan beragam karya seni rupa daerah telah mengangkat nama Lampung bukan hanya di tingkat nasional, tapi juga di tingkat internasional. Bahkan, kata Agus, hasil karya ukiran Lampung pernah dipamerkan pada Perayaan Hari Kayu Sedunia di Khatmandu Nepal 20-25 Maret 2016.
“Karya seni rupa yang ada di Lampung sangat beragam dengan beragam bentuk, jenis, fungsi sampai teknik pembuatannya. Inilah yang menjadikan seni rupa dari Lampung menarik perhatian dunia,” kata dia.
Menurut Agus, jika diperhatikan secara seksama dapat dikatakan hasil karya seni rupa setiap daerah di Indonesia memang berbeda-beda. Masing-masing daerah memiliki keunikan dan kekhasan yang berbeda. “Termasuk Provinsi Lampung yang sangat kaya akan seni yang menunjukkan ciri khas kelampungannya,” kata dia.
Sebagai contoh, kata Agus, keunikan seni dan budaya Lampung seperti motif tapis dapat dikembangkan dengan sebuah maha karya berupa ukiran khas Lampung. Dari beberapa contoh yang dia berikan ukiran Lampung sangat unik dan eksotik. “Memang, belum diketahui pasti kapan ukiran Lampung mulai dikembangkan,” kata alumni SMKN 5 Bandar Lampung itu.
Namun, kata dia, melihat rumah dan bangunan lainnya yang mencirikan khas Lampung, pada abad ke-18 masyarakat Lampung sudah mengenal seni ukir. “Sehingga, sampai saat ini, saya masih terus memburu corak tapis lama untuk saya kembangkan menjadi sebuah seni ukir khas Lampung,” kata dia.
Lampung, kata dia, memang harus memiliki kekhasan tersendiri dalam seni ukir. “Mengingat, selama ini, masyarakat hanya mengenal seni ukir dari Pulau Jawad an Bali,” kata peserta Festival Internasional Baku untuk Kerajinan, dalam Aksi Baku Azerbaijan 28 September-4 Oktober 2019 itu.
Penghargaan Internasional
Peraih Penghargaan Internasional ke dua, Aksi Baku Azerbaijan untuk inovasi dan kreativitas dalam kerajinan tangan bidang pekerjaan kayu itu juga menjelaskan pengembangan ukiran Lampung memang bermula dari kekagumannya terhadap seni budaya Lampung.
Pria kelahiran 10 April 1979 ini mulai menciptakan ornamen ukir Lampung dari berbagai ornament kain tradisional Lampung. Misalnya motif kain kapal, kain tampan, kain tapis, kain inuh, dan ornamen yang ada di tiang-tiang rumah adat Lampung.
“Sejak lulus SMK, saya terus mengembangkan keterampilan dengan membuat seni ukir khas Lampung. Saya banyak belajar dari motif-motif kain Lampung dan kemudian saya aplikasikan dalam bentuk ukiran kayu. Ternyata, hasilnya memang sangat bagus,” kata penerima hadiah ketiga Tabriz International Awards untuk seni, kerajinan dan kreativitas Islam, di Tabriz Iran pada 9-15 Mei 2015 itu.
Tak heran, jika penekun ukiran Lampung lebih dari 20 tahun itu, banyak meraih penghargaan tingkat daerah, nasional, dan internasional. Mengingat, apa yang Agus lakukan telah mengangkat nama Lampung mendunia.
Dia juga menjelaskan dari keterampilan yang dimilikinya, pada 20 September 2014, Agus mewakili sekaligus mengharumkan nama Indonesia dan Lampung pada ajang internasional yang digelar Research Centre For Islamic History, Art and Culture, dalam Festival Artisan Art-Work, di Kota Pendik, Istanbul, Turki yang diikuti lebih dari 50 Negara. (KIM)