LAMPUNG TIMUR, PL– Buaya empat meter berkeliaran di sungai desa Beraja Dewa Way Jepara Lampung Timur.
Warga di sana resah dengan kemunculan seekor buaya berukuran besar di daerah aliran sungai (DAS) desa itu. Warga khwatir, reptil itu membahayakan penduduk dan hewan ternak.
Senin siang (6/3/2023) pantau Lampung.com bersama sejumlah warga menyaksikan buaya sepanjang empat meter lebih itu hilir mudik di DAS setempat.
Meskipun jarak warga dengan reptil ganas itu tak terlalu jauh, namun buaya tersebut tak melarikan diri atau menyelam ke dasar sungai.
“Ukurannya sangat besar. Kami khawatir akan mengancam keselamatan warga atau ternak,” ujar Supono, tokoh setempat yang ikut melihat kemunculan reptil tersebut.
Menurut Supono, kemunculan reptil dengan ekor berduri tajam itu bukan baru pertama kali terjadi. Tapi, sejak beberapa bulan terakhir, hewan itu kerap mengambang dipermukaan sungai.
“Meskipun jarak warga dan buaya enggak jauh, tapi dia enggak menghilang atau menyelam ke dasar sungai,” ujar pensiunan kepala SD itu.
Warga belum tahu persis dari mana reptil ganas itu berasal. Pasalnya, jarak antara DAS dengan taman Nasional Way Kambas tempat dimana ribuan buaya bersemayam itu jaraknya puluhn kilo meter.
Jika hewan itu akan masuk ke sungai tersebut, maka harus lebih dulu melintasi perairan pantai timur, Labuan Maringgai.
“Kami belum tahu pasti darimana asal buaya itu. Kalau dari kawasan sungai TNWK, jaraknya puluhan kilo dan harus melintasi laut,” kata Supono.
Karena keberadaan reptil itu di sungai dekat pemukiman, warga meminta pihak terkait menangkap hewan tersebut. Apa lagi, hewan tersebut tampak sangat jinak dan tak takut dengan warga.
“Jika tak segera ditangkap, kami khawatir akan memangsa manusia atau ternak yang diumbar ditepi sungai,” pungkas Supono.
Peristiwa buaya memangsa manusia di Lampung Timur kerap terjadi. Akibat terkaman reptil ganas itu sejumlah warga meregang nyawa. Ironisnya, peristiwa itu terjadi di sungai TNWK tempat dimana ribuan buaya bersarang.
Pertengahan tahun lalu, SD (50) harus kehilangan nyawa akibat dimangsa satwa dilindungi itu.
Saat, warga desa Labuan Ratu, kecamatan Labuan Ratu bersama rekannya menjaring ikan di kawasan taman nasional. Saat korban memeriksa jaring, seekor buaya menyergap korban dan menyeret ke dasar sungai.
Meskipun dapat diselamatkan, tapi korban menderita luka serius akibat gigitan satwa liar itu. Beberapa hari dirawat korban meregang nyawa.
Setahun sebelumnya seorang warga asal kecamatan Sukadana juga harus kehilangan nyawa. Korban yang sedang mancing ikan di DAS Kuala Penet Labuhan Maringgai disambar satwa tersebut.
Jasat korban baru ditemukan keesokan harinya dengan sejumlah luka akibat gigitan reptil bermoncong itu.
(Asir)