oleh

Ledeng Pendem, Objek Wisata Baru Sisa Peninggalan Belanda

PRINGSEWU, PL––Pariwisata di Kabupaten Pringsewu terus tumbuh seiring dengan diresmikannya bendungan Way Sekampung di Pekon Bumiarum, Kecamatan Pagelaran.

Terdapat belasan lokasi wisata baru yang dibangun masyarakat, namun hingga saat ini masih terus membutuhkan sentuhan untuk memikat pengunjung.

Pekon Lugusari, Kecamatan Pagelaran yang sebagian wilayahnya berada di sepanjang aliran bendungan Way Sekampung, tidak luput dari gencarnya pendirian destinasi wisata baru.

Selain mengembangkan wisata di aliran bendungan Way Sekampung, di salah satu dusun di Pekon Lugusari juga terdapat lokasi yang kini mulai dikembangkan untuk wisata masyarakat. Namanya Ledeng Pendem.

Nama tersebut erat dengan bahasa Jawa yang maknanya ledeng bisa diartikan saluran air, sedangkan pendem artinya ditimbun tanah. Jadi, Ledeng Pendem memang saluran air yang tertimbun tanah yang ada sejak zaman penjajahan Belanda. Tetapi warga setempat belum mengetahui persis tahun berapa Ledeng Pendem dibuat oleh Belanda.

Dari sejumlah pengetahuan warga setempat sebagaimana disampaikan Ketua Pokdarwis Pekon Lugusari Supriyadi, menyatakan Ledeng Pendem sesuai pengetahuan warga dibangun tahun 1938. Bahkan kedalaman Ledeng Pendem tersebut sampai sekarang tidak ada yang tahu, berapa meter, karena tidak ada yang berani masuk.

Ledeng Pendem berbentuk gorong gorong bulat dengan garis tengah sekitar satu meter dan panjang sekitar 400 meter. Saluran air ini melintasi perkampungan, sawah, dan sungai. Bahkan sempat eksavator membuat embung dengan lokasi di bawah Ledeng Pendem, tidak menemukan beton Ledeng Pendem.

“Padahal saat mengeruk tanah kedalamannya lebih dari tiga meter, tetapi tidak mengenai beton ledeng,” tutur Supriyadi.

Menurutnya Ledeng Pendem juga berada di bawah aliran sungai dan untuk nalar masyarakat kita benar benar tidak masuk akal. Apalagi model bangunan Ledeng Pendem di buat melengkung ke bawah mengikuti kultur tanah yang berupa jurang dan menanjak.

Ia menyatakan sempat ada warga yang mencoba masuk untuk melihat ke dalam Ledeng Pendem tersebut. Namun, baru menelusuri sepanjang 10 meter sudah tidak mampu lagi, karena sudah sangat pengap.

Ketua Pokdarwis menyatakan Ledeng Pendem ini diduga berbentuk cekung atau berkantung di bawah. Tetapi anehnya tidak ada endapan sehingga mesti dilintasi aliran air yang kecil tetap mengalir.

“Padahal bentuk ledeng di bawah tanah dibangun dengan cara melengkung ke bawah. Tapi air tetap mengalir katanya.

Pantauan di lapangan, Ledeng Pendem dibangun memang sebagai jaringan irigasi untuk mengaliri sawah. Panjang ledeng mulai Pekon Lugusari sampai Pekon Bumiratu di perkirakan sepanjang 5 km, tetapi yang dipendam hanya sekitar 400 meter.

Saat ini lokasi wisata Ledeng Pendem sudah dilengkapi sejumlah fasilitas seperti saung dengan atap ilalang yang berjumlah 11 unit. Lalu, terdapat rumah pohon, aula pertemuan, kolam renang, area bermain anak, dan miniatur mobil dari kayu.

Lokasi wisata Ledeng Pendem ini sudah tidak asing bagi masyarakat setempat, sebab lokasi tersebut memang familier bagi warga Lugusari. Tetapi dengan dipoles sedikit sentuhan seni, warga pun ramai mengunjungi lokasi tersebut. Apalagi saat akhir pekan, Sabtu dan Minggu, wisata Ledeng Pendem padat dikunjugi warga.

Zakaria, pengelola Ledeng Pendem menyatakan tempat wisata ini mulai dibuka setahun lalu, tetapi mulai intensif dibenahi sejak Gubernur Lampung Arinal Djunaidi meresmikan Pekon Lugusari sebagai Pekon Wisata di Pringsewu pada 16 Desember 2022.

“Mulai saat itulah pengunjung dikenakan tiket masuk siikhlasnya atau maksimal Rp5.000 bagi pengunjung sudah termasuk parkir. Tetapi bagi warga Lugusari tidak dikenakan tiket masuk,” jelasnya.

Panjang lokasi Ledeng Pendem yang sudah dijadikan tempat wisata sepanjang kurang lebih 200 meter sebelah kiri kanan ledeng.  (Widodo)