JAKARTA, PL – Pemerintah Kabupaten Tanggamus melalui Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah ( BAPPERIDA) setempat menyerap informasi untuk pengembangan inovasi daerah di Rakortek Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) di Jakarta 7 sampai 8 Februari 2023.
Acara yang dihadiri Kepala BRIN, beberapa Deputi Bappeda, Brida. Dari Kabupaten Tanggamus, Kepala Bapperida Tanggamus Hendra Wijaya Mega ikut menerima arahan karena Kabupaten Tanggamus termasuk yang telah membentuk Brida.
Dalam pengarahannya, Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah Dr. Yopi membeberkan progres kegiatan 6 Brida provinsi yang sudah terbentuk ada 24 provinsi yang sudah berproses. Sementara, ada 23 kabupaten kota yang sudah terbentuk Brida termasuk Kabupaten Tanggamus.
Tujuan Rakortek Brida, yakni Pembinaan teknis pengukuran IDSD, Pembinaan teknis skema pendanaan riset dan inovasi kolaborasi pemda dan BRIN, Pembinaan teknis melalui desiminasi dan pemanfaatan hasil riset dan inovasi (penggunaan data citra satelit untuk kepentingan daerah) serta pembinaan teknis penyusunan kajian berdasarkan prioritas potensi dan problem daerah. Selama ini, pembinaan teknis, bekerjasama dan koordinasi dengan Kemendagri dan Bappenas. Arahan presiden, setiap daerah harus membuat desain dan masterplan kawasan sesuai dengan tema daerah.
Sementara itu, Kepala BRIN Dr. Laksana Tri Handoko, MSc menegaskan yang menjadi fokus adalah ke ekosistemnya, bagaimana membuat orang kreatif. Periset bisa siapa saja, yang penting bagaimana orang bisa kreatif mencari solusi mengatasi masalah yang ada.
Riset diimplementasikan menjadi inovasi. Fokus ke 2, bagaimana bisa membawa pola pikir berbasis data dalam pengambilan keputusan. Kebijakan berbasis data dan riset, agar kebijakan bisa diterima masyarakat.
Dalam konteks ini, rakortek ini diharapkan melansir data dari IDSD (Indeks Daya Saing Daerah) kabupaten Kota. IDSD bukan angka, tapi adalah data. Yang lebih penting makna IDSD sebagai data kekurangan dan kelebihan dari masing masing daerah.
Yang dapat dipergunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan.
Dengan adanya IDSD ini, diharapkan yg lemah diperbaiki, yang baik semakin baik. IDSD daerah akan dikolaborasikan menjadi IDSD Nasional.
“Rakortek ini, belajar terkait indikator IDSD, yang dipakai untuk membuat strategi dan perencanaan untuk tahun selanjutnya. Strategi dan perencanaan ini bersifat lintas sektor, yang berbasis data riset,” kata Kepala BRIN.
Terkait kolaborasi riset, diharapkan adanya kolaborasi riset, dengan skema tertentu. Misalnya, didaerah ada masalah yg harus diselesaikan dengan riset, maka silahkan daerah berkoordinasi dengan BRIN. Yang nantinya dapat dilaksanakan riset kolaborasi antara Pemerintah Daerah dengan BRIN (joint call), koordinasi dengan tim Agus Haryono.
Joint call dibuka secara nasional. Fokus untuk memecahkan masalah di daerah. Tema riset “joint call” disesuaikan dengan kondisi dan masalah di daerah. Dengan sifat joint call kompetisi, yang nantinya akan di danai BRIN.
Nantinya periset BRIN akan dilibatkan, pemda tidak perlu memberikan honor. Akan didukung oleh laboratorium dan saspras riset yang dimiliki oleh BRIN. Kalau berhasil, daerah akan menerima lisensi, dan akan perlu dilakukan diskusi lebih lanjut dengan BRIN.
(Adv)