LAMPUNG TIMUR, PL– Sejumlah “pengecor” Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Nomor 24341119 Way Jepara, Lampung Timur nyaris baku hantam, Minggu 11 Desember 2022. Beruntung, peristiwa itu dapat dilerai.
Pagi itu sekitar pukul 07.00, Toni, salah satu pengepul Pertalite bermaksud mengisi mobil miliknya. Tapi, mobil miliknya dihalangi truk yang akan mengisi solar. Dan, truk yang antri berjam- jam itu dihalangi Isuzu Panther milik salah satu “pengecor” BBM solar.
Karena jalan terhalang, Toni pun menegur rekan sesama pengecor tersebut. Tak terima ditegur, pengemudi Isuzu Panther emosi. Melihat rekanya emosi, Toni pun naik pitam. Beruntung, perkelahian sesama diduga “penimbun” BBM itupun dapat dilerai rekan mereka.
“Tiap hari jalan raya sekitar SPBU semrawut. Apalagi mau masuk ke SPBU nggak ada celah mana jalur pertalite mana jalur solar,” ujar Toni.
Untuk mengecor BBM di SPBU tersebut, tiap pengecor dikenakan biaya antara 200-250 ribu per bulan. Sedangkan jumlah pengecor baik BBM solar atau pertalite tak kurang 60 orang.
“Tiap bulan kami diminta 200-250 ribu per bulan, kami nggak tahu kemana yang jutaan itu,” kata Toni.
Oleh sebab itu, kata dia, karena hal itu kerap kali memancing keributan, pihak pengelola SPBU hendaknya mengatur para pelaku atau pengemudi umum termasuk arus lalulintas yang selalu semrawut.
“Kalau ini dibiarkan, cepat atau lambat keributan pasti terjadi lagi,” ujar ayah dua anak itu.
Sementara itu, Roni Kurniawan, Pimpinan SPBU 24341119 Way Jepara mengaku belum sebulan dapat tugas sebagai manajer pada SPBU tersebut. Dia juga belum mengetahui berapa jumlah pengemudi yang tiap hari mengecor baik solar atau pertalite.
“Saya belum sebulan di sini (SPBU). Dan saya nggak tau persis berapa jumlah mereka,” kata Roni.
Terkait setoran 200-250 ribu per bulan tiap pengecor, Roni mengaku tak tahu menahu.
“Jangankan mau menerima, setoran itupun kami pihak SPBU nggak tahu menahu,” tegas Roni.
Dia menambahkan, meskipun dirinya orang baru, tapi sebagai pemimpin, ia akan konsultasi ke direksi.
“Semua bentuk kejadian menyangkut SPBU yang saya pimpin, saya selalu konsultasi dan koordinasi dengan direksi,” ujarnya.
Catatan
, selama dua tahun terakhir, sedikitnya tiga sepeda motor milik pengecor hangus terbakar. Terakhir Oktober lalu, sebuah sepeda motor pengecor usai mengisi terbakar di area SPBU. Beruntung, kobaran api yang nyaris menghanguskan SPBU serta kantor berhasil dipadamkan.
“Untung aja api bisa padam. Kalau nggak, SPBU, kantor, rumah warga rata dengan tanah,” ujar warga setempat.
(Asir)