JAKARTA, PL– Puisi esai sejak digagas awal oleh Denny JA, tahun ini merayakan 10 tahun.
Acara pemotongan tumpeng dan testimoni oleh sejumlah sastrawan Indonesia yang pernah terlibat dalam puisi esai berlangsung di Rumah Kuliner ruang VII Metropole Jl Cikini Raya, Kamis (17/03/2022).
Denny JA, ketua Komunitas Puisi Esai, mengatakan bahwa puisi esai adalah menggunakan bahasanya mudah. Atau memudahkan bahasa.
“Puisi esai adalah memfiksikan fakta. Visualisasi sepotong sejarah sebagai ibu dari realitas,” kata Denny yang dikenal konsultan politik dan dari Lembaga Survei Indonesia (LSI).
Selama 10 tahun ini Komunitas Puisi Esai telah menerbitkan 150 buku puisi esai. “Banyak pula yang telah diterjemahkan ke bahasa Inggris, lebih dari 100 naskah,” imbuh dia.
Dia berharap, komunitas puisi esai ini, mengutip Chairil Anwar, aku mau hidup seribu tahun lagi.
Hadir dalam perayaan 10 tahun komunitas puisi esai adalah Fatin Hamama, Monica Jr., D. Keumalawati, Isbedy Stiawan ZS, Dhenok Kristianti, Anwar Putra Bayu, Agus R. Sarjono, Ahmad Gaus, Jamal D. Rahman, Hamri Manopo, Elza Padli Thaher, dan lainnya.
Di akhir sambutan, Denny JA berjanji akan memberikan dana abadi untuk puisi esai.
“Saya berniat memberikan dana abadi untuk menghidupkan Komunitas Puisi Esai. Dengan program penghargaan bagi pejuang kemanusiaan,” tutup Denny.
(*)