PANTAU LAMPUNG — Penangkapan seorang pemuda berinisial MA (25) di Pringsewu memunculkan banyak fakta baru yang membuka tabir aksi penjambretan ponsel yang membuat warga resah hampir tiga pekan. MA dibekuk saat sedang tertidur pulas di rumah neneknya, tanpa menyadari bahwa Unit Reskrim Polsek Pringsewu Kota telah memburu jejaknya sejak laporan korban diterima pada pertengahan November 2025.
Korban, Rika Setiawati (26), warga Talang Padang, Tanggamus, melaporkan kejadian penjambretan ponsel yang dialaminya pada Rabu malam, 12 November 2025, sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu ia tengah dibonceng temannya dan melaju di Jalan Lintas Barat Sumatera, Kelurahan Pajaresuk. Dalam kondisi jalan yang tidak terlalu ramai, korban memainkan ponselnya sambil berbincang, sebelum secara tiba-tiba seorang pria datang dari sisi kiri dan langsung menarik ponselnya dengan cepat.
Pelaku kemudian kabur menggunakan motor, meninggalkan korban dalam keadaan panik. Ponsel korban, Samsung Galaxy A16 senilai sekitar Rp 3 juta, tidak ditemukan kembali hingga laporan resmi dibuat kepada kepolisian.
Kapolsek Pringsewu Kota AKP Ramon Zamora menjelaskan bahwa penyelidikan dilakukan secara intensif hampir tiga minggu. Berdasarkan ciri-ciri fisik, pakaian, serta kendaraan pelaku, polisi akhirnya mengarah pada MA yang diketahui sering berpindah tempat tinggal, termasuk tinggal di rumah neneknya di Kelurahan Pringsewu Selatan.
Pada Selasa pagi, 9 Desember 2025, sekitar pukul 08.00 WIB, petugas mendatangi lokasi tempat MA menginap. Saat ditemukan, MA tertidur lelap tanpa menyadari situasi. Meski begitu, saat dibangunkan, ia justru bersikap seolah tidak mengetahui apa-apa, bahkan sempat memberikan jawaban bertele-tele yang membuat proses pemeriksaan awal menyita waktu.
Polisi kemudian melakukan penggeledahan di kamar pelaku. Dari dalam kamar tersebut, ditemukan ponsel korban yang disembunyikan rapi. Bukti itu membuat MA tak bisa lagi mengelak. Ia akhirnya mengaku bahwa dirinya memang melakukan penjambretan tersebut. Ia mengaku motifnya sederhana: ingin memiliki ponsel yang lebih bagus setelah menjual ponsel lamanya.
Selain ponsel, polisi juga menyita pakaian yang digunakan pelaku saat beraksi serta motor yang dipakai kabur pada malam kejadian. Seluruh barang bukti kini diamankan di Mapolsek untuk proses lebih lanjut.
Ramon menambahkan bahwa pelaku mengklaim baru sekali melakukan tindak kriminal tersebut. Meski begitu, polisi tetap mendalami kemungkinan adanya aksi serupa di wilayah lain, mengingat metode pelaku yang cukup nekat dan dilakukan di area publik yang ramai kendaraan.
MA kini ditahan dan dijerat Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara. Penangkapan ini disambut positif oleh warga setempat yang sebelumnya merasa waspada saat melintas di sekitar lokasi kejadian, terutama pada malam hari.***







