PANTAU LAMPUNG– Kejadian mengkhawatirkan terjadi di Kabupaten Lampung Selatan. Seorang santri laki-laki berusia 15 tahun, Albani Hilmilah, dilaporkan hilang dari Pondok Pesantren Sulaimaniyah Darul Iman, Kecamatan Natar, sejak Senin, 10 November 2025. Keluarganya kemudian melapor ke Kepolisian Daerah Lampung pada Selasa, 11 November 2025, guna membantu pencarian.
Noffita Indah Furi, ibu korban yang juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) di SMK Negeri 4 Bandarlampung, menjelaskan bahwa anaknya terakhir kali terlihat di area pondok pesantren pada pukul 10.00 WIB. “Hingga laporan dibuat dua hari kemudian, kami belum menerima kabar mengenai keberadaan Albani. Kami sangat khawatir karena ini tidak biasa baginya,” ungkap Noffita dengan nada cemas.
Laporan resmi keluarga tercatat dengan nomor STTL/GANGGUAN/B/8/XI/2025/SPKT/POLDA LAMPUNG. Pihak pondok pesantren mengonfirmasi bahwa Albani meninggalkan lokasi tanpa sepengetahuan pengasuh maupun petugas keamanan pondok. Beberapa teman korban menyebutkan bahwa sebelum hilang, Albani sempat menyampaikan rencananya untuk pergi ke Bandar Jaya, Lampung Tengah, meski tidak diketahui secara pasti alasannya.
Ciri-ciri Albani Hilmilah dijelaskan secara rinci oleh keluarga: laki-laki, bertubuh gemuk, tinggi sekitar 168 cm, berambut pendek hitam lurus, kulit putih, dan saat terakhir terlihat mengenakan jubah gamis abu-abu. Informasi ini menjadi dasar bagi aparat kepolisian dan masyarakat dalam upaya pencarian.
Kepolisian Daerah Lampung, melalui Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), telah menerima laporan dan memastikan akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh. Kepala SPKT Polda Lampung, Iptu Beda Prasongko Ismayudo, menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti laporan sesuai prosedur yang berlaku, termasuk melakukan koordinasi dengan Polres Lampung Selatan, pihak pondok pesantren, serta mengerahkan personel untuk melakukan pencarian di sekitar area pondok dan rute yang kemungkinan dilalui korban.
“Kami sudah menerima laporan dari keluarga dan akan menindaklanjutinya secara profesional. Pencarian akan melibatkan berbagai pihak agar korban segera ditemukan dalam kondisi aman,” ujar Iptu Beda.
Selain itu, keluarga korban berharap bantuan masyarakat. Mereka meminta siapa pun yang mengetahui atau melihat Albani dapat segera menginformasikan ke kantor polisi terdekat atau menghubungi nomor yang telah disediakan pihak kepolisian. Koordinasi cepat diharapkan dapat mempercepat proses pencarian dan memastikan keselamatan korban.
Kasus ini menjadi sorotan karena menyangkut keselamatan anak-anak dan pentingnya pengawasan di lingkungan pondok pesantren. Pihak kepolisian juga mengimbau kepada pengasuh dan keluarga santri agar memperketat pengawasan serta segera melaporkan jika terdapat santri yang pergi tanpa izin, guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.***







