PANTAU LAMPUNG– Di balik sederet keberhasilan penegakan hukum dan pengungkapan kasus kriminal besar di Indonesia, nama Irjen Pol Helmy Santika, S.H., S.I.K., M.Si., menonjol sebagai salah satu penyidik andal yang dimiliki Korps Bhayangkara. Dengan pengalaman lebih dari tiga dekade di bidang reserse, kiprah Helmy Santika meninggalkan jejak yang signifikan dalam dunia kepolisian nasional, menegaskan profesionalisme dan dedikasi tinggi yang menjadi teladan bagi generasi muda polisi.
Lahir di Jakarta pada 20 Desember 1971, Helmy memulai kariernya di kepolisian setelah lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1993. Sejak awal, ia menempati berbagai posisi strategis, mulai dari Wakapolsek Setiabudi, Kapolsek Kota Denpasar, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, hingga Kasubdit Resmob dan Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya. Setiap jabatan yang diembannya membuktikan kemampuannya dalam menghadapi kasus kompleks, sekaligus mengasah insting investigasi yang tajam.
Rekam jejak Helmy semakin gemilang ketika menjabat Kapolresta Barelang, wilayah yang dikenal sebagai jalur penyelundupan antara Indonesia dan Singapura. Di sana, ia berhasil mengungkap berbagai kasus perdagangan manusia dan penyelundupan narkoba lintas negara, menunjukkan ketegasan sekaligus kecermatan dalam penegakan hukum lintas yurisdiksi. Kariernya berlanjut sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Kepri, di mana Helmy sukses membongkar jaringan narkotika internasional yang telah meresahkan masyarakat.
Pada 2019, Helmy diangkat menjadi Wadirtipideksus Bareskrim Polri, kemudian setahun kemudian menjabat Dirtipideksus, menangani berbagai kasus kejahatan ekonomi, termasuk investasi bodong, pinjaman online ilegal, dan penggelapan dana. Ia turut mengungkap sejumlah kasus besar yang sempat mengguncang publik, mulai dari pembunuhan berantai Ryan Jombang (2008), pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen (2009), hingga mega-kasus korupsi Gayus Tambunan. Selain itu, ia terlibat dalam pengungkapan kasus penculikan warga negara Malaysia Ling Ling di Kepri serta penangkapan tokoh kriminal John Kei pada 2012.
Salah satu ciri khas Helmy adalah kombinasi antara ketegasan dalam menegakkan hukum dan etika profesionalisme yang tinggi. Ia selalu menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam setiap tindakan penyidikan. Sikap ini terlihat jelas saat menjabat Kapolda Lampung, di mana ia memimpin pengungkapan jaringan narkoba Fredy Pratama, sindikat narkoba terbesar di Indonesia. Selain itu, keberhasilan pengamanan arus mudik 2023 dan penyelenggaraan Pemilu yang aman dan damai di Lampung menjadi bukti kepemimpinan visionernya.
Helmy juga menunjukkan kemampuannya meredam ketegangan sosial saat aksi demonstrasi nasional pada akhir September hingga awal Oktober. Bersama Gubernur Lampung dan Pangdam XXI/Raden Inten, ia mampu menjaga situasi tetap kondusif, menegaskan kemampuannya dalam mengelola keamanan publik di tengah situasi yang kompleks.
Namun, di balik ketegasan dan wibawa yang melekat, Helmy dikenal sebagai sosok rendah hati dan peduli terhadap sesama. Pada Sabtu, 8 November 2025, ia bersama istri, Ny. Lurie Helmy Santika, dan ibunda menjenguk keluarga almarhumah Mei Mudiyanti (32), penderita kanker sarkoma di Dusun Tanjung Sari, Kelurahan Tanjung Dalam, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. Suasana haru menyelimuti pertemuan tersebut. Dengan empati tinggi, Helmy menunjukkan bahwa pangkat dan jabatan bukanlah penghalang untuk tetap dekat dengan masyarakat.
Zulkifli, relawan Forum Peduli Kanker dan Tumor Lampung yang mendampingi keluarga, menyatakan, “Bagi beliau, tugas polisi bukan hanya soal penegakan hukum, tapi juga soal kemanusiaan. Setiap kali kami melapor soal pasien yang membutuhkan bantuan, beliau atau Ibu Lurie selalu merespons cepat, bahkan turun langsung ke lokasi.”
Forum Peduli Kanker dan Tumor Lampung yang berdiri sejak 2018 aktif membantu pasien tidak mampu melalui donasi pribadi, bantuan relawan, dan dukungan masyarakat. Kehadiran Helmy dan dukungannya, baik berupa biaya pengobatan maupun kunjungan langsung ke pasien, menjadi bukti nyata kepedulian dan integritasnya.
Irjen Pol Helmy Santika menjadi contoh nyata bahwa seorang jenderal bisa tetap dekat dengan masyarakat, rendah hati, namun tegas dalam menegakkan hukum. Kepemimpinan yang berpadu dengan empati sosial menegaskan bahwa kekuasaan sejati bukan hanya soal posisi atau jabatan, tetapi kemampuan melayani dengan hati, memayungi masyarakat dengan keadilan dan kepedulian. Sosok Helmy Santika tetap menjadi inspirasi bagi jajaran kepolisian maupun masyarakat luas, memperlihatkan bahwa profesionalisme dan kemanusiaan dapat berjalan seiring.***







