PANTAU LAMPUNG– Timnas Indonesia U-17 menghadapi ujian berat saat berhadapan dengan Brasil U-17, Minggu (9/11/2025), dalam pertandingan persahabatan internasional. Garuda Muda mencoba menerapkan strategi bertahan total atau low block, tetapi taktik ini justru menjadi bumerang dan berujung kekalahan yang cukup telak.
Rencana pelatih untuk menahan gempuran Brasil sambil mengandalkan serangan balik cepat nyatanya gagal diterapkan secara efektif. Struktur pertahanan yang diharapkan rapat dan solid justru terlihat renggang, terutama di lini tengah yang tak mampu menutup ruang di antara bek dan gelandang. Ketidakseimbangan ini membuat pemain Brasil leluasa menguasai area yang rawan ancaman.
Selain itu, koordinasi antar lini Indonesia tampak kurang sinkron. Tekanan (pressing) yang tidak konsisten dari lini depan membuat Brasil mudah memutar bola dan mengatur ritme permainan. Para pemain Indonesia terlihat kelelahan setelah beberapa kali kehilangan bola, sementara lawan dengan sabar memanfaatkan lebar lapangan dan melakukan kombinasi umpan cepat satu-dua yang memecah konsentrasi pertahanan.
Gol pertama Brasil memecah soliditas Garuda Muda. Struktur low block yang semula diterapkan mulai goyah, membuat jarak antar pemain semakin lebar. Peluang kedua dan ketiga pun berhasil dimanfaatkan oleh lini depan Brasil yang gesit dan kreatif, menambah keunggulan dengan mudah.
Dari sisi taktikal, pertandingan ini menjadi pelajaran penting. Strategi bertahan total tanpa kedisiplinan posisi, komunikasi yang baik, dan tekanan kompak dari lini depan akan sulit menahan tim yang memiliki kualitas teknis tinggi seperti Brasil U-17. Para pemain Indonesia juga terlihat kesulitan membaca pergerakan lawan yang cepat dan fleksibel, menunjukkan bahwa aspek defensif perlu ditingkatkan, termasuk penempatan pemain, manajemen ruang, dan transisi dari bertahan ke menyerang.
Pelatih Indonesia diprediksi akan mengevaluasi pertandingan ini secara menyeluruh. Latihan koordinasi lini, penguatan fisik untuk menahan tekanan lawan, dan pengembangan kemampuan membaca permainan menjadi fokus yang mendesak. Meskipun kalah, pengalaman menghadapi tim top dunia seperti Brasil U-17 diyakini menjadi modal penting bagi perkembangan mental dan taktikal Garuda Muda untuk turnamen-turnamen mendatang.
Pertandingan ini sekaligus memperlihatkan gap kualitas antara tim Asia dan tim Amerika Selatan di kategori usia muda. Brasil mampu memanfaatkan kecepatan, penguasaan bola, dan disiplin taktik, membuktikan bahwa low block bukan solusi instan tanpa persiapan matang dan disiplin kolektif.
Kekalahan ini diharapkan menjadi momentum bagi Timnas Indonesia U-17 untuk belajar dari pengalaman, memperbaiki struktur pertahanan, dan meningkatkan koordinasi antar lini. Dengan evaluasi tepat, pelajaran berharga ini bisa menjadi batu loncatan bagi pengembangan sepak bola muda Indonesia ke level internasional.***








