PANTAU LAMPUNG– Setelah sempat viral di media sosial karena rusak parah dan membahayakan pengguna, Jembatan Gantung di Pekon Tampang Muda, Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus, kini kembali bisa dilintasi. Perbaikan yang dimulai pada 23 September hingga 27 September 2025 ini selesai hanya dalam waktu lima hari, dan Minggu pagi (28/9/2025) jembatan resmi diserahkan kembali kepada warga.
Pengerjaan dilakukan melalui kolaborasi besar antara tim relawan Vertical Rescue Indonesia (VRI), BPBD dan Tagana Tanggamus, TNI, Polri, organisasi masyarakat, pelajar, serta warga setempat. Meski akses menuju lokasi harus ditempuh sekitar lima jam perjalanan jalur laut, semangat gotong royong membuat proses perbaikan berjalan cepat dan efisien.
Seremoni penyerahan jembatan dilakukan secara sederhana namun penuh makna. Hery Maryanto mewakili relawan VRI menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga infrastruktur yang telah diperbaiki. “Mulai hari ini jembatan menjadi tanggung jawab warga untuk bersama-sama memelihara dan merawatnya karena ini hasil gotong royong dan menjadi milik bersama,” ujarnya.
Jembatan Gantung Tampang Muda memiliki arti vital bagi kehidupan warga, khususnya di bidang pendidikan. Jembatan ini menjadi penghubung utama menuju tiga sekolah, yaitu SMAN 1 Pematang Sawa, SMPN 2 Pematang Sawa, dan SDN 1 Tampang Muda. Sebelum diperbaiki, para pelajar terpaksa menempuh jarak memutar hingga 2 kilometer setiap hari, sehingga menambah beban perjalanan mereka untuk menuntut ilmu.
Bupati Tanggamus Hi. Moh. Saleh Asnawi yang turut memantau proses perbaikan menyebut keberhasilan ini sebagai bukti nyata kekuatan kolaborasi lintas sektor. “Ekspedisi Jembatan Gantung Tampang Muda ini menjadi penanda bahwa kolaborasi segala unsur pemerintah dan non-pemerintah dapat menjadi cara untuk menyelesaikan masalah-masalah krusial di masyarakat dengan cepat dan tuntas,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal. Ia menilai keberhasilan perbaikan jembatan yang sempat rusak itu menjadi momentum penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan gotong royong. “Saya harap perbaikan jembatan gantung di Tampang Muda menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa semangat kebersamaan, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, mampu menghadirkan solusi cepat dan tepat bagi kebutuhan mendesak warga,” ujar Rahmat.
Selain sebagai akses pendidikan, jembatan ini juga penting bagi aktivitas ekonomi warga. Jembatan gantung tersebut menghubungkan kawasan permukiman dengan lahan pertanian dan pusat kegiatan ekonomi desa. Kembalinya fungsi jembatan akan mempermudah mobilitas hasil pertanian serta mempersingkat perjalanan warga menuju fasilitas umum lainnya.
Pengerjaan jembatan juga melibatkan generasi muda, seperti pelajar dan organisasi kepemudaan, yang ikut turun tangan membantu. Kehadiran mereka menjadi simbol bahwa semangat gotong royong tidak hanya dimiliki kalangan tua, tetapi juga diwariskan kepada generasi penerus. Kehadiran ormas seperti Gerakan Pramuka dan HMI turut mempertegas bahwa kerja kolektif lintas elemen mampu melahirkan hasil nyata dalam waktu singkat.
Kini, dengan rampungnya perbaikan, masyarakat Tampang Muda bisa kembali melintas dengan aman. Anak-anak sekolah tidak lagi harus menghabiskan waktu dan tenaga ekstra hanya untuk menempuh perjalanan panjang. Warga pun berharap pemerintah dan masyarakat terus menjaga kelestarian jembatan agar tidak kembali mengalami kerusakan di masa mendatang.***