PANTAU LAMPUNG – Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Lampung menegaskan perannya sebagai garda terdepan dalam memperkuat fungsi media melalui penyelenggaraan Seminar Nasional Kelas Migran Vokasi yang dirangkai dengan Musyawarah Daerah (Musda) IJTI Lampung 2025. Acara ini tidak hanya menjadi forum konsolidasi organisasi, tetapi juga wadah strategis untuk membahas kesiapan sumber daya manusia (SDM) vokasi Indonesia menghadapi persaingan ketat di pasar global.
Kegiatan ini berlangsung meriah dengan menghadirkan narasumber dari berbagai sektor penting, antara lain Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Lampung, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI, IJTI Nasional, Dewan Pers, serta Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI). Kehadiran lintas lembaga ini menandakan bahwa isu vokasi dan ketenagakerjaan kini menjadi perhatian bersama, terutama di tengah dinamika globalisasi yang menuntut tenaga kerja Indonesia lebih siap, terampil, dan berdaya saing tinggi.
Dalam paparannya, Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI Bambang Irawan menekankan bahwa bonus demografi yang dimiliki Indonesia akan menjadi peluang sekaligus tantangan besar. Pemerintah, katanya, tengah menggenjot berbagai program peningkatan kualitas SDM vokasi, baik melalui pelatihan berbasis industri, penyelarasan kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja, hingga memperluas kerjasama internasional. “Kami ingin memastikan tenaga kerja Indonesia tidak hanya terserap di dalam negeri, tetapi juga mampu berkompetisi dan memenangkan pasar internasional,” tegas Bambang.
Di sisi lain, Ditreskrimum Polda Lampung mengingatkan soal ancaman perdagangan orang (TPPO) yang kerap menyasar pekerja migran. Pihak kepolisian menekankan pentingnya perlindungan hukum dan peningkatan kesadaran masyarakat agar para pekerja tidak menjadi korban sindikat kejahatan. Hal ini diperkuat oleh BP3MI yang menekankan perlunya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, media, dan masyarakat sipil dalam membangun sistem perlindungan sekaligus peningkatan daya saing pekerja migran Indonesia.
Peran media juga mendapatkan sorotan khusus. IJTI Nasional bersama Dewan Pers menegaskan bahwa jurnalis televisi harus menjadi mitra kritis pemerintah, sekaligus tetap menjaga etika jurnalistik dalam menyampaikan informasi seputar vokasi, ketenagakerjaan, dan migrasi. Media dinilai memiliki fungsi ganda: memberikan edukasi publik agar lebih sadar akan isu-isu ketenagakerjaan serta mendorong transparansi dan akuntabilitas program-program pemerintah.
Puncak acara Musda IJTI Lampung 2025 menghasilkan kepemimpinan baru dengan terpilihnya Andres Afandi sebagai Ketua IJTI Lampung periode berikutnya. Dalam sambutannya, Andres menegaskan bahwa kepemimpinannya akan difokuskan pada dua hal utama: memperkuat solidaritas internal organisasi dan memperluas kontribusi IJTI dalam isu-isu strategis daerah. “Kami ingin memastikan jurnalis televisi tidak hanya menjadi penyampai berita, tetapi juga bagian dari solusi dalam penyiapan SDM vokasi yang profesional, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan global,” ujarnya penuh semangat.
Musda ini sekaligus menjadi tonggak penting bagi IJTI Lampung. Di bawah kepemimpinan baru, organisasi ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan anggotanya, memperjuangkan kesejahteraan jurnalis televisi, dan berperan aktif dalam pembangunan daerah, khususnya di sektor vokasi. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, akademisi, dan masyarakat, IJTI Lampung bertekad menjadikan media sebagai katalisator perubahan, memastikan generasi muda Indonesia siap mengisi ruang-ruang kerja global dengan kompetensi, etika, dan integritas tinggi.***