SEMARANG, PL– Gunung Art dan Naning Production menggelar acara : “Kumandang Pasar Seni dan Budaya”. Gelaran event kerja bareng Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Semarang dan Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BP2KL) ini ditaja di Taman Garuda, Kota Lama, dari Jumat 21 Oktober 2022 – Minggu 23 Oktober 2022.Pembukaan helat akbar ini akan dilaksanakan, Jumat 21 Oktober 2022 mulai Pukul 19.00 WIB.
Ketua Panitia Event Kumandang Pasar Seni dan Budaya Naning mengatakan, gelar kebudayaan yang mengusung tajuk: Kumandang Pasar Seni dan Budaya ini konsepnya mengolaborasikan helat seni dengan melibatkan pegusaha kecil.
Dalam hajat “Kumandang Pasar Seni dan Budaya” akan ditaja antara lain; Musik Akustik Asik, Musik Keroncong by Sedulur Keroncong, Musik Koesplus’an by Beat Plus dan dimeriahkan dengan Danar ‘n Friends Feat Gunung Percussion setiap sore sepanjang event berlangsung.
Sedangkan stand UMKM yang ada berupa Kaos Semarangan, Clothing and Bag, Keris dan Akik. Kemudian kulinernya antara lain; Es Teler, Kopi Rengginang Nasi Korea,Empek-empek Palembang, Bubur Ayam, Cakue Medan, Tahu Walik, Pisang Coklat, Tahu Gejrot, Lumpia Lumer, Zuppa Zup, Serabi Noemani, Lekker Jumbo, Kebab Burger, Takoyaki,Dawet, Ayam Sroboyo, Milkshae, Infus Water, Thai Tea, Sea Food, Dimsum, Pop Corn, Sari Kacang Ijo dan Puyaki.
“Jadi ada simbiose mutualisme, keduanya berjalan bersama saling menguntungkan. Tak sekadar wacana pasar yang terbentuk tetapi juga jadi wadah meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kesenian. Jadi masyarakat bisa menikmati seni sehingga kesenian dan budaya bisa membumi. Pengunjung bisa nonton sambil menikmati aneka kuliner, minuman dan belanja asesoris, akik, barang antic, dan kaos Semarangan, ” ujar Naning disela-sela persiapan.
Pasalnya, lanjut Naning, diera teknologi digital ini banyak terjadi perubahan tatanan dan dinamika kehidupan termasuk dalam hal ini sektor seni dan budaya. Helat ini juga merupakan upaya memberi ruang bagi seniman untuk menunjukan potensi dan kreativitasnya secara riil tak hanya di dunia maya yang terkadang semu.
Sementara Wahyono Gunung Mahessa [A1] dari Guung Art mengatakan, gerakan budaya ini sekaligus upaya meningkatkan silaturahmi dan mengisi ruang bersama menjadi sesuatu yang berarti bagi masyarakat kota, termasuk upaya melestarikan budaya. Langkah ini juga sebagai wujud sumbangsih untuk kota Semarang dan Indonesia.
Gelaran “Kumandang Pasar Seni & Budaya’ ini juga merupakan ruang berekspresi untuk melakukan gerakan kesadaran berpikir tentang kebudayaan dan bagian strategi edukasi, agar tidak terjebak pada simpul simpul identitas budaya tertentu yang lupa terhadap nilai nilai keragaman budaya bangsanya sendiri.
“Kesadaran berpikir, rasa handarbeni dan merawat warisan budaya ini harus terus ditumbuhkembangkan. Setiap orang tentunya bisa mengambil peran sesuai dengan kemapuan dan potensinya, ” ujar Gus Tinoeng panggilan karib Wahyono Gunung Mahessa yang dikenal sebagai penggiat budaya Kota Semarang.
(*)