PANTAU LAMPUNG– Pemerintah melalui Komisi IX DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) terus memperkuat langkah untuk mencetak generasi unggul melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini tidak hanya sekadar memberikan makanan, tetapi juga menyasar edukasi masyarakat mengenai pentingnya pola hidup sehat sejak dini, sebagai fondasi terciptanya generasi sehat dan cerdas di masa depan.
Sosialisasi program MBG kali ini digelar di Aula Pondok Pesantren Riyadussolihin, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung pada Sabtu (13/9). Dengan mengangkat tema “Bersama Mewujudkan Generasi Sehat Indonesia”, kegiatan ini dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Rahmawati Herdian, Tenaga Pakar Badan Gizi Nasional Ikeu Tanziha, serta Camat Tanjung Karang Timur M. Epprieliatas. Acara ini juga disemarakkan oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan masyarakat yang antusias menyambut program ini sebagai solusi nyata meningkatkan kualitas generasi muda.
Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmawati Herdian, menegaskan pentingnya program Makan Bergizi Gratis sebagai strategi pemerintah menekan angka gizi buruk dan stunting di Indonesia. “Program MBG hadir untuk memastikan anak-anak dan ibu hamil mendapatkan asupan gizi yang cukup. Dengan gizi yang terpenuhi, kita tidak hanya menyelamatkan masa depan generasi muda, tapi juga mempersiapkan Indonesia menuju Generasi Emas 2045,” ujar Rahmawati. Ia menambahkan, keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha lokal.
Dalam pemaparannya, Tenaga Pakar Badan Gizi Nasional, Ikeu Tanziha, menekankan bahwa pemenuhan gizi seimbang sejak dini memiliki dampak langsung terhadap tumbuh kembang anak. Anak-anak yang mendapatkan gizi optimal cenderung lebih fokus, memiliki daya tangkap yang tinggi, dan lebih mampu menyerap ilmu dibandingkan dengan anak yang kurang gizi. “Investasi pada gizi anak adalah investasi pada masa depan bangsa. Anak bergizi baik bukan hanya sehat fisik, tapi juga siap bersaing secara akademik dan sosial,” jelas Ikeu.
Tak kalah penting, Camat Tanjung Karang Timur M. Epprieliatas menyoroti sisi ekonomi dari program ini. Menurutnya, dapur MBG yang menyediakan makanan bergizi membutuhkan pasokan bahan pangan berkualitas, sehingga program ini turut membuka peluang bagi petani, peternak, dan UMKM lokal. “MBG bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Dengan melibatkan UMKM dan produsen lokal, kita menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan,” tambah Epprieliatas.
Program Makan Bergizi Gratis yang disosialisasikan ini menjadi bukti nyata kolaborasi pemerintah, pakar gizi, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia. Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah, MBG diharapkan dapat berkembang lebih luas dan berkelanjutan, menjadi salah satu solusi jangka panjang untuk menekan stunting, meningkatkan kualitas pendidikan, serta menyiapkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.***