PANTAU LAMPUNG- Hari ini, dunia keuangan kayak lagi mood swing parah. Bursa Asia merah, harga emas turun setelah loncat tinggi, dan semua mata tertuju ke gerakan The Fed dan drama tarif baru AS-China. Pasar was-was, apalagi data tenaga kerja AS bakal dirilis Jumat nanti. Siap-siap rollercoaster!
Bursa Asia Lagi Lesu
Nikkei Jepang turun 0,9%, Kospi Korea juga ngedrop 0,7%. Taiwan & Hong Kong? Sama aja—ikut loyo. Penyebabnya? Rencana Presiden AS Donald Trump comeback season mau kasih tarif baru buat produk China, mulai 9 Juli. Barang teknologi & pertanian jadi sasaran.
China belum ngelawan, tapi analis yakin mereka bisa counter lewat pembatasan bahan baku langka atau kasih subsidi buat produk lokal. Jadi, jangan kaget kalau perang dagang Jilid 2 bakal segera tayang.
Emas: Setelah Lari Kencang, Sekarang Istirahat Dulu
Harga emas yang udah naik 27% sejak awal tahun, sekarang lagi cooling down. Turun 0,3% ke USD 2.351 per troy ounce. Tapi jangan panik dulu—kata analis HSBC, ini koreksi sehat kok.
“Wajar banget abis naik terus, sekarang koreksi dulu. Malah jadi momen bagus buat entry lagi,” — David Leong, analis emas.
Selama inflasi dan drama geopolitik masih panas, emas tetap jadi idola .
Dolar AS Nge-pause, Semua Nunggu Data NFP
Dolar AS hari ini flat banget. Indeks DXY mentok di 105,32. Investor diem-diem nunggu data NFP (Non-Farm Payrolls) yang keluar Jumat—penentu apakah The Fed bakal tahan suku bunga atau tidak.
Jerome Powell bilang tarif baru bisa bikin inflasi naik, jadi belum waktunya buat nurunin suku bunga. Sorry guys, no rate cut just yet.
Wall Street Slow Mode
Karena 4 Juli itu Independence Day, pasar AS libur. Pergerakan saham S&P 500, Dow Jones, dan Nasdaq ya gitu-gitu aja—low volume. Investor lagi mantau semester II 2025.
Morgan Stanley optimis S&P bisa naik 5–6% sampe akhir tahun, tapi Goldman Sachs lebih hati-hati gara-gara risiko tarif dan suku bunga tinggi. Tim optimis vs tim realistis.
Indonesia: IHSG Loyo, Rupiah Keok Dikit
IHSG turun 0,4% ke 6.872. Sektor teknologi dan perbankan bikin berat. Rupiah juga melemah dikit ke Rp 16.345 per USD.
Analis bilang, kalau data tenaga kerja AS kuat, The Fed makin ogah turunin suku bunga—artinya, aset berisiko kayak saham Indonesia bisa makin goyang. 😬
Emas Lokal Masih Jadi Andalan
Logam Mulia Antam hari ini masih nangkring tinggi: Rp 1.248.000 per gram. Meskipun global turun, orang Indonesia tetap suka emas batangan buat jaga nilai dari inflasi & gejolak kurs.
“Selama dunia masih drama, emas fisik tetap jadi safe haven,” — Aditya Wardhana, analis.
Kesimpulan: Stay Chill, Tapi Jangan Lengah
Pasar lagi sensi banget. Pergerakan bisa cepat berubah karena tarif, suku bunga, geopolitik, dll. Strategi? Diversifikasi aset, perkuat manajemen risiko, dan jangan serahkan semua pada nasib.***