PANTAU LAMPUNG- Dalam semangat mempererat kerukunan antarumat beragama, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Lampung bersama Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag RI menggelar dialog damai yang menghadirkan berbagai elemen masyarakat. Dialog ini menjadi langkah konkret merespons persoalan pembangunan rumah ibadah di Bandar Lampung dan Lampung Selatan.
Kegiatan yang berlangsung di Bandar Lampung ini dihadiri langsung oleh Kepala PKUB, Muhammad Adib Abdussomad, M.Ed., Ph.D., yang menekankan bahwa komunikasi yang inklusif dan kolaboratif merupakan fondasi utama untuk merawat keberagaman.
“Pembangunan rumah ibadah bukan sekadar proyek fisik, tapi proses membangun kepercayaan sosial. Pendekatan dialog, empati, dan kepemimpinan bijak adalah kunci menciptakan ruang ibadah yang damai dan diterima masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Kanwil Kemenag Lampung, Erwinto, menegaskan bahwa dialog ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam mengurai potensi gesekan sosial akibat perbedaan pemahaman dalam proses pembangunan rumah ibadah.
“Dengan melibatkan tokoh agama, adat, panitia pembangunan, serta masyarakat sekitar, kita ingin hadirkan solusi bersama yang didasari semangat saling memahami dan menghormati,” kata Erwinto.
Dialog ini turut dihadiri panitia pembangunan Gereja Ferdinando (Lampung Selatan) dan Gereja Fransiskus Asisi (Bandar Lampung), para tokoh agama, FKUB setempat, dan jajaran Kemenag kota/kabupaten. Pertemuan berlangsung terbuka dan hangat, menjadi ruang berbagi aspirasi serta menjembatani kesepahaman lintas pihak.
Lebih dari sekadar membahas aspek teknis, forum ini juga memperkuat posisi FKUB sebagai mediator strategis dalam menjaga keharmonisan antarumat. PKUB menegaskan bahwa pengalaman Lampung dapat menjadi referensi nasional dalam tata kelola kerukunan yang efektif dan berkeadaban.
Pertemuan ditutup dengan komitmen bersama untuk terus membangun komunikasi, menjunjung tinggi nilai toleransi, dan memastikan bahwa pembangunan rumah ibadah berjalan sesuai dengan ketentuan serta aspirasi masyarakat.***