PANTAU LAMPUNG– Sastrawan kenamaan Isbedy Stiawan ZS menyerahkan sejumlah buku karyanya kepada Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Perpusda) Provinsi Lampung, Rabu (26/2/2025). Langkah ini diharapkan dapat memperkaya koleksi pustaka serta memberikan akses lebih luas bagi masyarakat untuk menikmati karya sastra lokal.
Buku-buku yang diserahkan merupakan hasil karyanya yang terbit dalam dua tahun terakhir, di antaranya “Satu Ciuman, Dua Pelukan” dan “Kitab Puisi Esai Elegi Galian Tambang”. Selain itu, Isbedy juga turut menyumbangkan beberapa buku sastra lainnya, termasuk “Tanah Pijak Bernama Lampung” dan “Proses Kreatif Isbedy Stiawan ZS” karya Fitri Angraini.
Kepala Dinas Perpusip Lampung, Riski Sofyan, S.STP., M.Si., yang menerima langsung buku-buku tersebut, mengapresiasi inisiatif ini sebagai bentuk dedikasi seorang sastrawan dalam mendukung perkembangan literasi daerah.
“Karya-karya ini adalah aset penting bagi dunia sastra dan literasi Lampung. Kami berharap semakin banyak masyarakat yang bisa mengakses dan mengenal lebih jauh tentang sastra daerah,” ujar Riski Sofyan.
Lamban Sastra Dapat Ruang Khusus di Perpusda Lampung
Dalam kesempatan yang sama, Perpusda Lampung memberikan ruang khusus untuk Lamban Sastra, komunitas sastra yang digagas oleh Isbedy. Ruang ini akan digunakan sebagai sekretariat serta pusat aktivitas sastra dan literasi di Lampung.
Menurut Riski Sofyan, keputusan ini diambil sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas yang telah berperan aktif dalam mengembangkan dunia literasi dan sastra, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Lamban Sastra telah banyak berkontribusi melalui berbagai kegiatan sastra, seperti Festival Penyair Internasional dan lomba baca puisi. Kami ingin mendukung mereka agar semakin berkembang,” kata Riski.
Gelar “Takjil Puisi” di Bulan Ramadhan
Sebagai bagian dari sinergi antara Perpusda Lampung dan komunitas sastra, dalam waktu dekat akan digelar “Takjil Puisi”, sebuah acara sastra yang akan diisi dengan pembacaan puisi dan musik Islami menjelang berbuka puasa. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 8 Maret 2025.
“Kami ingin menghadirkan sastra dalam suasana yang lebih dekat dengan masyarakat, terutama di bulan suci Ramadhan,” ujar Isbedy.
Dengan langkah ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang tertarik dengan dunia literasi serta menjadikan Perpusda Lampung sebagai pusat pengembangan sastra dan budaya di daerah.***