PANTAU LAMPUNG— Menjelang pelaksanaan Kongres PDIP pada 2025, partai besutan Megawati Soekarnoputri ini tengah menghadapi eskalasi serangan yang semakin meningkat. Mulai dari baliho yang mempertanyakan keabsahan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP, hingga video perselingkuhan yang melibatkan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto, semuanya kini menjadi amunisi untuk menyerang PDIP.
Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus, mengungkapkan bahwa serangan terhadap partainya kian gencar. “Teman-teman media sudah menangkap sendiri bahwa eskalasi serangan terhadap PDI Perjuangan ini, baik lewat spanduk-spanduk maupun kasus-kasus hukum, semakin meningkat,” ujar Deddy, mengomentari situasi yang berkembang.
Deddy menilai, serangan tersebut bertujuan untuk membungkam suara-suara kritis dari dalam PDIP, terutama setelah partainya memutuskan untuk memecat Presiden Joko Widodo (Jokowi), beserta anak dan menantunya, serta 27 kader lainnya. “Kami kira, kami tidak perlu bicara lagi panjang lebar tentang itu, karena itu sudah sangat terbuka dipahami oleh teman-teman,” ungkapnya.
Selain itu, Deddy juga mengungkapkan bahwa serangan terhadap PDIP semakin gencar sejak kasus Harun Masiku kembali mencuat. Kasus ini, menurutnya, digunakan sebagai amunisi untuk menyerang PDIP. “Dari situ kita bisa menyimak siapa yang ada di belakangnya, karena kami tidak melihat progres. Jadi itu sudah jelas,” ujarnya.
Serangan terhadap PDIP, menurut Deddy, tidak hanya berfokus pada partai, namun juga mencakup kehidupan pribadi para pejabatnya. Hal ini tercermin dalam unggahan akun Twitter @PartaiSocmed yang pada 9 Desember 2024 memposting foto yang diduga menunjukkan Badan Kepala PDIP, Andi Widjajanto, berfoto mesra dengan seorang transgender.
Lebih jauh lagi, sebuah video yang diduga menunjukkan Hasto Kristiyanto berselingkuh dengan istri pengusaha ternama, Emiliana Indri alias Yola, pun turut memperburuk situasi. “Ini saya kira kami siap hadapi. Dan sejuta persen kami percaya ini digerakkan oleh mereka yang punya kekuasaan,” ujar Deddy.
Deddy menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak sembarangan. Sebagai anggota Komisi II DPR RI, ia mengklaim sudah mengantongi bukti-bukti terkait serangan tersebut dan siap menghadapi segala bentuk upaya delegitimasi terhadap PDIP. “Kami akan hadapi karena kami tidak akan berani berdiri di sini kalau kami punya beban apapun. Itu clear,” tegas Deddy.***