PANTAU LAMPUNG– Pilkada serentak 2024 di Riau mencatatkan sejarah unik dengan terpilihnya seorang ayah sebagai gubernur dan anaknya sebagai bupati. Cerita ini hadir setelah hasil rekapitulasi suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kepulauan Riau menetapkan keduanya menang dalam kontestasi politik yang berlangsung pada 27 November lalu.
Roby Kurniawan, yang berpasangan dengan Deby Maryanti, berhasil memenangkan kursi bupati Bintan. Pasangan calon nomor urut 1 ini meraih 49.430 suara, mengalahkan kotak kosong yang hanya memperoleh 22.949 suara.
Sementara itu, ayah Roby, Ansar Ahmad, yang berpasangan dengan Nyanyang Haris Pratamura, terpilih sebagai gubernur Kepulauan Riau (Kepri). Paslon nomor urut 1 ini memperoleh 450.109 suara, mengalahkan rivalnya, Muhammad Rudi dan Aunur Rofiq, yang meraih 367.367 suara.
Ketua KPU Kepri, Indrawan Susilo Prabowo, mengonfirmasi bahwa proses rekapitulasi suara untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri 2024 telah selesai. “Kami telah menyelesaikan rekapitulasi hasil untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, dengan pasangan nomor urut 1 memperoleh 450.109 suara,” ujarnya, mengutip Surat Keputusan KPU Kepri Nomor 107.
Namun, KPU Kepri memberikan tenggat waktu tiga hari bagi pasangan calon yang tidak puas dengan hasilnya untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Jika tidak ada gugatan, proses pelantikan paslon terpilih akan segera dilanjutkan. “Jika tidak ada permohonan ke MK, kami akan melanjutkan ke MK untuk pernyataan tidak adanya sengketa Pilkada Kepri, dan melanjutkan ke DPRD Kepri untuk tahapan pelantikan,” tambah Indrawan.
Sementara itu, saksi dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 2, Muhammad Rudi dan Aunur Rofiq, menolak menandatangani berita acara rekapitulasi hasil suara. Mereka menuding adanya kecurangan sistematis, seperti pemanfaatan fasilitas pemerintah dan pembagian sembako, yang diduga mempengaruhi rendahnya partisipasi pemilih. Di Batam, partisipasi pemilih hanya mencapai 48%, sementara di Kepri secara keseluruhan hanya 52%. “Kami menolak hasil Pilkada 2024 dan akan membahas lebih lanjut dengan tim,” ujar Baharudin, saksi dari paslon nomor urut 2.***