PANTAU LAMPUNG—Saat program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) tengah menjadi sorotan dan mendapat beragam kritik, penghasilan para anggota komite BP Tapera menjadi perbincangan hangat. Terungkap bahwa penghasilan mereka mencapai puluhan juta per bulan, sebuah fakta yang menuai kecaman, terutama dari kalangan pekerja dan perusahaan.
Sementara banyak yang merasa terbebani dengan iuran Tapera, fakta penghasilan komite BP Tapera yang mencapai puluhan juta per bulan mengejutkan banyak pihak. Beberapa nama penting tercatat sebagai bagian dari komite ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono adalah di antara anggota komite BP Tapera yang menerima penghasilan besar tersebut, walaupun mereka sudah menerima gaji sebagai menteri.
Sebagai Ketua Komite BP Tapera, Basuki Hadimuljono menerima gaji bulanan sebesar Rp32,5 juta. Sedangkan Sri Mulyani dan Ida Fauziyah, sebagai anggota komite, masing-masing mendapatkan Rp29,25 juta per bulan.
Tidak hanya para menteri, bahkan ada anggota komite lainnya yang berasal dari kalangan profesional, menerima penghasilan bulanan hingga mencapai Rp43 juta.
Besarnya penghasilan anggota komite BP Tapera menjadi sasaran kecaman karena dinilai tidak sebanding dengan beban yang harus ditanggung oleh para pekerja terkait iuran Tapera yang dianggap tidak memberikan manfaat sebanding.
Penghasilan besar para komite BP Tapera menjadi subjek kritik karena dianggap tidak mencerminkan kondisi serta kebutuhan para pekerja yang menjadi objek pemotongan gaji mereka demi mendanai penghasilan para anggota komite tersebut.***