PANTAU LAMPUNG – Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) bagai permata yang belum digosok. Potensi pertanian, pariwisata, dan industri belum bersinar karena terhalang infrastruktur minim dan pengelolaan sumber daya alam yang sembrono. Kemiskinan, pendidikan tertinggal, kesehatan terbatas, dan bencana alam jadi momok tersendiri.
Lamsel butuh pemimpin yang dekat, bukan pemimpin yang tak tersentuh.
Bayangkan, akses jalan, listrik, air bersih, dan sanitasi masih tak merata. Di pelosok sana, warga kesulitan mengecap pendidikan dan kesehatan layak. Parahnya lagi, hutan gundul, penggunaan pestisida berlebihan, dan penambangan liar mengancam masa depan. Banjir dan tanah longsor pun jadi langganan.
Lamsel butuh pemimpin yang sejalan dengan masyarakat, bukan yang mementingkan diri sendiri.
Masyarakat Lamsel tak butuh pemimpin pencitraan. Mereka butuh sosok yang turun tangan, punya solusi nyata tangani masalah, dan berani mengambil keputusan. Bukan pemimpin yang alergi kritik, tapi yang justru mau mendengar suara rakyat untuk kemajuan bersama.
Lamsel butuh pemimpin yang belajar dan mendengar.
Kritik adalah masukan berharga. Pemimpin Lamsel mendatang harus terbuka pada kritik. Pemimpin ideal adalah yang mau belajar dari kesalahan, mampu menyesuaikan diri, dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat.
Bersatu wujudkan Lamsel yang lebih baik!
Dengan pemimpin yang tepat, Lamsel bisa melesat. Masyarakat Lamsel harus bersatu, saling bahu membahu mendukung pemimpin yang bisa membawa Lamsel menuju masa depan yang lebih gemilang, lebih sejahtera, dan lestari.