SEMARANG, Pantaulampung.com– Perupa Giovanni Susanto dan Ilustrator Dina Prasetyawan pameran bareng. Gelaran pameran yang mengusung tajuk : Art Collaboration ditaja di Tatap Muka Café & Work, Cinde Raya, Semarang. Pameran ini yang menyandingkan puluhan karya lukisan Gionanni Susanto dan karya ilustrasi (digital art) besutan Dina Prasetyawan.
Manajer Tatap Muka Café & Work Andhini menyambut baik gelaran pameran yang ditaja dua seniman Semarang, Sabtu(26/08/2023) saat membuka pameran. Dini lebih lanjut mengatakan, Tatap Muka Café siap bekerjasama dengan para seniman yang ingin menggelar pameran atau membuat event.
“Kami dari Tatap Muka Café siap bekerjasama memfasilitasi tempat untuk berkegiatan seniman Semarang. Ke depan harapannya Tatap Muka Café bisa Artspace yang menjadi pilihan seniman untuk menaja kreativitasnya,” ujar Dini.
Dini menambahkan event Gelar Karya ini juga akan dimeriahkan dengan Lomba Mewarnai untu tngkat Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar dengan tema : “Untukmu Indonesia” yang akan dilangsungkan pada Sabtu 2 September 2023.
Giovanni yang dikenal sebagai salah satu punggawa Kelompok 5 Rupa yang produktif mengatakan, nggak pakai lama begitu kenal dengan mas Dina langsung berkolaborasi. “Berkenalan, ngobrol ada chemistry langsung pameran. Intinya, kami punya kegelisahan yang sama tentang dunia seni rupa Semarang agar terus bergerak tidak stagnan. Kami bisa saling belajar dan menguatkan,” ujar Giovanni.
Sementara illustrator Dina Prasetyawan yang karya-karyanya sudah mendunia lewat berbagai aplikasi ini ingin terus berkarya dan berbagi. Perupa yang pernah menggelar pameran tunggal “Eyel” ini tak pernah berhenti terus berkarya.
“Saya selain berkolaborasi dengan seniman lokal juga kolab dengan seiman berbagai negara via online,” ujar Dina yang juga pernah bermain Clothing.
Lebih lanjut, Dina membabarkan, dirinya sudah 18 tahun menggeluti karier sebagai illustrator/ design grafis. Dikataknnya, profesi ini sangat menjanjikan dan sangat terbuka luas. “Saya bisa mandiri finansial saat ini. Tetapi semua butuh proses. Karya ilustrasi/ digital artsaya ada yang bisa terjual hingga $5000 – $7000 US Dollar peritem,” ujar Dina tanpa terkesan menyombongkan diri.
Untuk itulah, lanjutnya, dia ingin berbagi dengan generasi-generasi muda untuk berkreativitas dan menghasilkan karya yang artidtik dan menjual. “Kalau mau bersaing di dunia Internasional tentunya konsep kita juga harus universal dan dimengerti target pasar kita,” pesan Dina yang masih aktif berbagi dengan mengajar menggambar dan mewarnai ini.
(*)