SEMARANG, Pantaulampung.com– Festival Cheng Ho yang sudah masuk dalam Calender of Event Kementrian Pariwisata Republik Indonesia ini punya ikon gelaran Arak-arakan Cheng Ho yang jadi magnet festival ini.
Ritual kirab yang diikuti ratusan orang yang dimeriahkan dengan Barongsai dan Liong ini menyihir warga Semarang sepanjang jalan yang dilewati.
Arak-arakan Cheng Ho sebagai bentuk peringatan kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Semarang 618 tahun lalu yang berlangsung Sabtu 19 Agustus 2023 berlangsung meriah.
Event yang startnya dimulai pukul 05.00 WIB dari Kelenteng Tay Kak Sie yang mengarak Kimsin Kongco YM Sam Poo melintasi jalanan protokol Kota Semarang sekira 5 kilometeran ini berakhir di Kelenteng Sampo Koo Kong pukul 08.00 WIB.
Untuk menyambut kedatangan arak-arakan dari Kelenteng Tay Kak Sie, sebelumnya Jumat (10/08/2023) digelar pertunjukan seni budaya antara lain; atraksi Barongsai Tonggak Naga Damai, Barongsai Naga Sakti, Barongsai Nacha Dharma, Tarian dari Sekar Taman dan Tarian Seribu Tangan.
Pertunjukan perpaduan kesenian tradisional Tionghoa dan Jawa ini menggambarkan kehidupan toleransi yang harmonis di Kota Semarang.Penampilan artis lokal Bianca Shakila dan artis ibukota dimeriahkan juga artis Clarisa Dewi serta Pesta Kembang Api makin memarakkan Festival Cheng Ho.
Supono dari Disporapar Jateng mewakili Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sangat mengapresiasi dan memberi penghargaan kepada Yayasan Sam Poo Kong yang telah menggelar Festival Cheng Ho ini. Festival ini menjadi momen penting untuk mengenalkan sejarah Laksamana Cheng Ho.
”Festival Cheng Ho kaya nilai budaya dan mengandung nilai edukasi. Cheng Ho membawa pesan toleransi. Kegiatan ini juga sangat banyak dampaknya bagi perkembangan pariwisata dan perekonomian yang menumbuhkembang sektor UMKM. Harapannya ke depan festival ini berkembang menjadi festival bertaraf Internasional,” ujar Supono.
Hal senada juga diungkapkan Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang mengatakan festival ini untuk mmperingati kedatangan Laksamana Cheng Ho di Kota Semarang.
“Pelaksanaan Festival Cheng Ho ini merupakan momen yang baik untuk lebih mengenalkan pariwisata Kota Semaerang. Festival Cheng Ho ini setiap tahun harus digelar. ‘Ini merupakan bagian sejarah Kota Semarang,” tandas Mbak Ita panggilan karib Walikota Kota Semarang ini. tutur Hevearita.
Pembina Yayasan Kelenteng Sam Poo Kong Mulyadi menyampaikan terima kasihnya kepada semua pihakn yang telah berpartisipasi dalam kegiatan arak-arakan sehingga berlangsung meriah dihadiri ribuan orang. Sambutan masyarakat yang luar biasa dan antusias.” Semoga festival ini bermanfaat semakin mendorong berputarnyaroda ekonomi Kota Semarang. Apa lagi Festival Cheng Ho ini skalanya internasional melibatkan wisatawan mancanegara. Mulyadi menadaskan fokus acara Araak-arakan Cheng Ho ini adalah napak tilas perjalanan Laksamana Cheng Ho dengan makna akan pentingnya persatuan bangsa.
“Kegiatan Arak-arakan Cheng Ho yang merupakan kegiatan rutin setiap tahun sekali ini menjadi ikon festival. Harapannya tahun depan akan berlangsung lebih meriah. Tahun 2023 ini Festival kembali digelar setelah vacuum 3 tahun karena pandemic Covid -19,” ujar Mulyadi.
Sementara, Ketua Panitia Arak-arakan Cheng Ho, Budi Nur,mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada berbagai pihak sehingga acara ini berlangsung dengan tertib dan lancar. “Saya sangat mengapresiasi kepada semua pihak sehingga acara Arak-arakan ini bisa berjalan lancer,” ujar Budi Nur.
Arak-arakan tahun ini, papar Budi Nur, diawali dengan rombongan kirab bendera merah putih, Drumband Arhanud, Bendera Kebesaran Tay Kak Sie, Bendera Kebesaran YS Sam Poo Tay Djien, Barisan Pembawa Pusaka dan Gamelan, Perkumpulan Djien Gie Tong, Toa Kok Djwee, Bhe Kun dan asukan Sapu Jagad, Kuda, Dupa, kio Tay Tjiang, Kio YS Sam Poo Tay Djien, Kedencong, Kio Kelenteng Cu Han Tong (Ungaran), Kio Kelenteng Fu Xiang Tan (Semarang),Kio Vihara Dharma Dipa (Tangerang) Kio Sri Kukus Redjo (Gunung Kalong), Kio Kelenteng Hwie Tek Bio (Semarang), Tatung – Rambo, Perkumpulan Setya Budi Dharma, Perkumpulan Djien Hoo Tong, Perkumpulan Teratai Emas, Perkumpulan Elang Terbang dari Timur dan Perkumpulan Dharma Asih.
(*)