PANTAU LAMPUNG– Kesempatan emas bagi para pelajar kembali datang dari Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Tahun 2025, mereka menggelar Lomba Cipta Puisi dan Cerpen dengan total hadiah fantastis mencapai Rp140 juta. Kompetisi ini secara khusus ditujukan bagi siswa SMP dan SMA se-Jakarta Selatan dengan mengangkat tema besar “Jakarta Kota Kita”, sebuah gagasan yang mengajak generasi muda merekam denyut nadi ibu kota melalui karya sastra.
Lomba ini menjadi salah satu langkah strategis Sudin Kebudayaan bekerja sama dengan Lingkar Sastra Jaksel atau dikenal sebagai Lingkar Sajak, dalam upaya memperluas ekosistem literasi, meningkatkan kemampuan menulis kreatif, serta memperkuat apresiasi terhadap dunia sastra bagi pelajar. Kolaborasi ini dipandang penting untuk menjembatani siswa dengan ruang berkesenian yang inklusif dan inspiratif.
Tema “Jakarta Kota Kita” dipilih bukan tanpa alasan. Tema ini dirancang untuk mendorong peserta melihat Jakarta dari perspektif yang lebih personal dan reflektif—sebagai kota yang menyimpan cerita, tantangan, dinamika, dan harapan bagi mereka yang tumbuh di dalamnya. Jakarta bukan sekadar latar, tetapi sumber inspirasi yang terus bergerak seiring perkembangan zaman.
Pendaftaran dibuka secara daring mulai 11 Oktober hingga 24 November 2025. Peserta cukup mengisi formulir melalui tautan resmi yang terdapat di poster lomba atau mengakses link bit.ly/FormulirlombaPuisi2025 untuk kategori puisi dan bit.ly/FormulirlombaCerpen2025 untuk kategori cerpen. Petunjuk teknis lengkap tersedia melalui link [https://bit.ly/Jukniscerpenpuisi2025](https://bit.ly/Jukniscerpenpuisi2025). Dengan sistem pendaftaran daring, pelajar dapat berpartisipasi lebih mudah tanpa batasan waktu atau tempat.
Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Selatan, Rusmantoro, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program besar pengembangan literasi budaya di lingkungan pendidikan. Ia menilai sastra memiliki peran penting dalam membentuk karakter, empati, serta kecerdasan emosional peserta didik.
“Sastra bukan hanya soal estetika kata, tetapi ruang refleksi yang membuat pelajar mampu memahami diri, lingkungan, dan realitas sosial. Kami ingin generasi muda berani menyampaikan gagasan mereka, mengolah pengalaman, dan mengekspresikannya dalam karya sastra,” ujar Rusmantoro.
Ia menambahkan bahwa lomba ini diharapkan bisa menjadi batu loncatan lahirnya penulis-penulis muda berbakat dari sekolah-sekolah di Jakarta Selatan. Tema yang dekat dengan pengalaman sehari-hari diharapkan membuat karya peserta lebih otentik dan memiliki kedalaman emosional.
Setelah proses penjurian selesai, panitia akan memilih 40 karya terbaik dari empat kategori, yaitu: puisi SMP, cerpen SMP, puisi SMA, dan cerpen SMA. Masing-masing kategori akan melahirkan sepuluh pemenang. Total hadiah Rp140 juta akan dibagikan kepada para juara sebagai bentuk dukungan Sudin Kebudayaan terhadap kreativitas dan kerja keras para pelajar.
Koordinator Lingkar Sajak, Mustafa Ismail, memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kolaborasi ini. Katanya, “Ini momen penting bagi pelajar untuk menunjukkan karya dan kreativitasnya. Lomba ini bukan sekadar kompetisi, tapi ruang untuk tumbuh.”
Sementara itu, pengurus Lingkar Sastra Jaksel lainnya, Rintis Mulya, menekankan pentingnya lomba menulis sebagai sarana pengembangan keterampilan literasi. Menurutnya, kemampuan menulis di kalangan pelajar sering kali terpendam karena minimnya ruang untuk berkreativitas.
“Melalui lomba seperti ini, potensi siswa dapat tersalurkan. Mereka belajar menyusun ide, mengolah emosi, dan menyampaikan pesan. Ini sangat penting bagi perkembangan sastra dan pendidikan,” ujarnya.
Lingkar Sastra Jaksel sendiri merupakan ruang komunikasi bagi penulis dan pegiat sastra di wilayah Jakarta Selatan. Komunitas ini aktif menggelar berbagai kegiatan, mulai dari pentas sastra, pelatihan, diskusi, riset, penerbitan buku, hingga berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan lembaga. Tujuannya satu: menjaga api sastra agar tetap menyala di tengah generasi muda.***








