PANTAU LAMPUNG- Selat Sunda kembali mencuri perhatian nasional pada Jumat pagi, 14 November 2025. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, aksi jetski lintas Merak–Bakauheni digelar sebagai pembuka resmi Lampung Selatan Festival (Lamsel Fest) 2025, ajang pariwisata terbesar Kabupaten Lampung Selatan. Laut yang selama ini dikenal sebagai jalur vital penghubung Jawa–Sumatra menjadi arena adrenalin yang memamerkan keberanian, sport tourism, dan potensi wisata bahari kelas dunia.
Aksi berani ini dipimpin langsung oleh Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Pariwisata sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Lampung Selatan, Zita Anjani. Ia ditemani Anggota DPR RI Verrel Bramasta, serta dua adventurer nasional, Hasan Alidrus dan Audrey “King of Jungle.” Keempatnya mencatatkan sejarah sebagai rombongan pertama yang membuka festival pariwisata dengan aksi jetski melintasi Selat Sunda.
Perjalanan dimulai dari Dermaga Lanal Banten, Merak. Mesin jetski meraung, membelah ombak yang sejak subuh telah bergulung memanjang. Rombongan melaju cepat melewati jalur sepanjang 33 kilometer dengan durasi kurang dari satu jam. Selama lintasan, pantulan cahaya matahari pagi menghiasi permukaan laut, membuat perjalanan ini bukan hanya menegangkan, tapi juga indah secara visual.
Setibanya di Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) Bakauheni, suasana penyambutan berlangsung meriah. Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Bobby Irawan, Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama, serta jajaran penting Forkopimda hadir langsung menyambut rombongan yang baru menaklukkan ombak Selat Sunda.
Dari penyambutan tersebut, tanda dimulainya Lamsel Fest 2025 langsung dikumandangkan. Tahun ini, festival diproyeksikan menjadi motor penggerak ekonomi, UMKM, seni budaya, dan pariwisata bahari Lampung Selatan yang terus berkembang pesat.
Ombak Tak Terduga: Drama Menegangkan di Tengah Laut
Dalam keterangannya, Zita Anjani mengungkapkan bahwa kondisi laut ternyata jauh berbeda dari prediksi awal.
“Tadi malam BMKG memprediksi ombak 1,2 meter, kami sempat khawatir. Tapi saat tiba di Merak, ombak cuma 0,2–0,4 meter. Kami pikir aman,” ujar Zita.
Namun situasi berubah drastis ketika perjalanan memasuki perairan tengah.
“Pas sudah di laut, ombak tiba-tiba naik. Sekitar 1,5 meter, lumayan besar. Verrel jarinya sampai terluka sedikit, dan Audrey ngos-ngosan karena ombaknya benar-benar menguji,” lanjutnya.
Ketegangan belum berakhir. Mendekati Bakauheni, arah ombak justru berbalik melawan laju jetski.
“Dari Merak ombak datang dari kiri, makin dekat ke Bakauheni ombak datang dari depan. Jadi kami benar-benar melawan arus,” ungkap Zita.
Meski penuh tantangan, seluruh peserta tetap bersemangat menghentak ombak hingga akhirnya mendarat dengan aman dan penuh kebanggaan.
Sport Tourism Baru: Peluang Besar untuk Lampung Selatan
Zita menegaskan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki peluang luar biasa dalam pengembangan wisata antarpulau berbasis petualangan.
“Salah satu sport tourism cross island yang saya perkenalkan hari ini mudah-mudahan bisa jadi tren baru, khususnya di jalur Merak–Bakauheni, dan tentu memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ucapnya.
Ia optimistis Lampung Selatan akan berkembang sebagai pusat wisata baru di Sumatra. Pihak penyelenggara mengusung tagline besar: Lampung Selatan, Gerbang Sumatra untuk Dunia.
“Alhamdulillah, demi Lampung Selatan tercinta, demi memperkuat konektivitas Jawa–Sumatra, insyaallah Lampung Selatan akan menjadi pusat pariwisata,” ujar Zita penuh harap.
Momentum jetski lintas Selat Sunda ini bukan hanya simbol perayaan HUT Lampung Selatan, namun juga simbol kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengembangkan pariwisata berbasis alam, petualangan, dan kreativitas masyarakat pesisir. Pemerintah daerah berharap kegiatan ini menjadi agenda tahunan dan identitas baru Lampung Selatan sebagai destinasi sport tourism unggulan.***





