PANTAU LAMPUNG– Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Lampung ke-4 yang digelar pada 20-25 Oktober 2025 ditutup secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Thomas Amirico. Namun, sebelum penutupan resmi, penonton disuguhi momen spesial berupa kolaborasi ayah dan anak, Isbedy Stiawan ZS dan putrinya Dzafira Adeliaputri Isbedy, kelas 9 SMP Muhammadiyah Ahmad Dahlan (SMP MuAD) Metro, Lampung.
Dalam penampilan yang memukau ini, Isbedy dan Dzafira membacakan puisi “Sajaksajak Pendek Ditulis Ketika Kau Menungguku Tiba” dan “Aku Hanya Menunggu” karya penyair yang dikenal dengan julukan Paus Sastra Lampung. Puisi pertama bahkan pernah dimuat di Jawa Pos, Surabaya, dan mendapatkan respons positif dari sekitar 100 penonton yang hadir di hari terakhir PKD Lampung.
Isbedy dan Dzafira membaca puisi secara bergantian, menampilkan harmoni unik antara suara ayah dan anak yang membuat setiap bait puisi hidup di panggung. Salah satu potongan puisi yang dibacakan Isbedy berbunyi:
“jika kampung adalah warna ibu
aku tak lagi punya warna itu
kampung yang melahirkan sisakan
tanda; tahi lalat di pipi perempuan
: selalu dikenang”
Dzafira kemudian melanjutkan bait berikutnya dengan penuh emosi:
“ibu adalah warna bagi kampung — kelahiran —
tak akan terhapus oleh jutaan waktu
atau terik
berpayahpayah akan memburu,
memburu
untuk memeluk”
Penampilan ini mendapat apresiasi langsung dari Kadisdikbud Lampung, Thomas Amirico, yang memberikan aplaus secara pribadi kepada Isbedy di panggung. “Ya, pak Kadisdikbud secara pribadi kepada saya saat sama-sama di panggung. Katanya, ‘keren… bagus sekali,’” ujar Isbedy menirukan ucapan Thomas Amirico.
Selain Thomas Amirico, acara penutupan PKD Lampung dihadiri juga oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah 7 Bengkulu-Lampung, Iskandar Mulia Siregar, serta Kepala UPTD Taman Budaya Lampung, Melly Ayunda. Kehadiran mereka menambah kesan resmi sekaligus meriah pada penutupan pekan kebudayaan ini.
Dalam sambutannya, Thomas Amirico menekankan pentingnya kolaborasi dalam memajukan kebudayaan daerah. Ia mengakui bahwa dirinya tidak sepenuhnya memahami seluk-beluk kebudayaan, sehingga kerja sama antara pemerintah dan para pakar maupun seniman menjadi sangat penting. “Dengan berkolaborasi ini kita dapat memajukan kebudayaan di daerah ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Thomas Amirico turut menyerahkan hadiah kepada para pemenang lomba seni yang digelar selama PKD Lampung, menegaskan komitmen Pemprov Lampung untuk terus mendukung pertumbuhan seni dan budaya lokal. Penutupan acara ini ditandai dengan pemukulan gamolan pekhing (cetik) secara bersama oleh Thomas Amirico, Iskandar Mulia Siregar, dan Melly Ayunda, sebagai simbol resmi berakhirnya PKD Lampung ke-4 dan harapan untuk terus mengangkat potensi kebudayaan Lampung di masa depan.***







