PANTAU LAMPUNG – Suasana penuh haru dan semangat kebangkitan seni Islami mewarnai Balai Keratun, Komplek Kantor Gubernur Lampung, pada Selasa (21/10/2025). Hari itu menjadi momen bersejarah bagi dunia seni qasidah di Bumi Ruwa Jurai. Sekretaris Jenderal DPP Lasqi Nusantara Jaya, Jaya Aminundin, secara resmi melantik Agnesia Wulan Marindo sebagai Ketua DPW Lasqi Nusantara Jaya Provinsi Lampung untuk masa bakti 2025–2030. Pelantikan ini turut disaksikan Dewan Pembina Purnama Wulan Sari Mirza, pejabat daerah, dan ratusan pelaku seni qasidah dari berbagai kabupaten/kota di Lampung.
Acara pelantikan berlangsung meriah dan sarat makna. Tak hanya menjadi seremoni serah terima jabatan, momen ini juga menandai semangat baru pembinaan seni qasidah di Provinsi Lampung. Seni qasidah, yang selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Islam Nusantara, kembali mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah dan masyarakat seni.
Dalam sambutannya, Sekjen DPP Lasqi Nusantara Jaya, Jaya Aminundin, menyampaikan bahwa Lasqi memiliki trilogi utama yang menjadi dasar gerak organisasi, yaitu dakwah, pembinaan, dan pelestarian seni budaya Islam. Menurutnya, Lasqi bukan hanya wadah pelaku seni, tetapi juga pilar penting dalam menguatkan nilai-nilai moral dan spiritual masyarakat.
“Lampung merupakan salah satu provinsi yang sangat aktif dalam pembinaan seni qasidah. Kami berharap Lampung bisa menjadi tuan rumah Festival Lasqi Nusantarajaya di masa mendatang,” ujarnya. Ia juga mengungkapkan bahwa program nasional Lasqi lima tahun ke depan akan fokus pada pembinaan, regenerasi, dan peningkatan kualitas karya seni Islami di berbagai daerah, termasuk pelaksanaan Festival Lasqi Nusantarajaya 2025 di Kabupaten Bogor.
Sementara itu, Ketua DPW Lasqi Nusantara Jaya Provinsi Lampung yang baru dilantik, Agnesia Wulan Marindo, dalam sambutannya menegaskan komitmen untuk membawa Lasqi Lampung menjadi organisasi yang lebih aktif, inklusif, dan modern. Ia menekankan bahwa Lasqi bukan sekadar wadah untuk mempertahankan tradisi, tetapi juga ruang bagi generasi muda untuk mengekspresikan kreativitas Islami.
“Lasqi Nusantara Jaya bukan hanya wadah seni qasidah, tetapi ruang ekspresi budaya Islami yang membangun karakter umat. Di era digital ini, kita punya peluang besar menjangkau generasi muda dan memperkenalkan wajah Islam yang damai, sejuk, dan kreatif,” ujar Agnesia.
Ia menambahkan, sinergi antara pengurus DPW dan DPD kabupaten/kota sangat penting agar program Lasqi benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. “Seperti orkestra, setiap daerah memiliki suara khasnya, tetapi harmoni sejati baru terdengar ketika semuanya berpadu,” ucapnya.
Agnesia juga menyampaikan bahwa Lasqi akan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Lampung untuk membina generasi muda, memperkuat nilai keislaman, serta melestarikan budaya daerah. Ia menegaskan bahwa periode kepemimpinannya akan difokuskan pada penguatan struktur organisasi, pelatihan seniman muda, dan memperluas jaringan Lasqi di seluruh kabupaten/kota.
Pemerintah Provinsi Lampung melalui Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan, menyatakan dukungan penuh terhadap pelantikan ini. Ia hadir mewakili Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal dan menyampaikan bahwa pemerintah siap bersinergi dengan Lasqi dalam mengembangkan seni budaya Islami di daerah.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Lampung, saya mengucapkan selamat kepada seluruh pengurus yang baru dilantik. Semoga amanah ini dapat dijalankan dengan penuh tanggung jawab, dedikasi, dan semangat kebersamaan dalam memajukan seni serta budaya Islam di Bumi Ruwa Jurai,” ujar Marindo.
Marindo menegaskan bahwa seni qasidah dan gambus memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar hiburan. Keduanya adalah media dakwah dan sarana pembinaan moral masyarakat yang telah mengakar kuat di Lampung. “Kalau kita menengok ke belakang, seni qasidah sudah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kita. Irama gambus dan syair yang sarat pesan moral menjadi identitas budaya yang layak dilestarikan,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya regenerasi dalam dunia seni qasidah agar tidak kehilangan eksistensinya di tengah arus globalisasi. Menurutnya, Lasqi harus menjadi wadah pembinaan bagi generasi muda agar mereka bangga dan mampu membawa seni Islami ke panggung yang lebih luas.
“Tantangan kita adalah bagaimana membuat qasidah tetap relevan di hati generasi muda. Kita harus membuktikan bahwa qasidah bukan seni kuno, tapi seni yang hidup, penuh nilai, dan bisa menjadi sarana ekspresi positif,” ujarnya.
Marindo juga mendorong kolaborasi lintas sektor antara Lasqi, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan pesantren untuk mengembangkan kegiatan seni yang edukatif dan membangun karakter. Ia berharap Lasqi menjadi ruang pemersatu bagi para seniman, tokoh agama, dan masyarakat dalam menyampaikan pesan moral, spiritual, dan kebangsaan.
“Seni qasidah harus menjadi media yang menumbuhkan harmoni sosial dan memperkuat nilai persaudaraan di tengah keberagaman masyarakat Lampung,” katanya.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung akan terus memberikan dukungan terhadap kegiatan Lasqi melalui sinergi program pembinaan seni dan budaya Islami hingga ke tingkat kabupaten dan kota. “Pelantikan ini bukan hanya seremonial, tetapi momentum kebangkitan seni qasidah di Lampung. Mari kita jadikan Lasqi sebagai kekuatan spiritual dan kebudayaan yang mempererat persaudaraan umat,” tutupnya.***