PANTAU LAMPUNG– Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kalianda terus menegaskan posisinya sebagai pelopor pemasyarakatan modern di Indonesia. Di bawah kepemimpinan Kepala Lapas Beni Nurrahman, institusi ini berhasil menerapkan transformasi pemasyarakatan yang aman, produktif, dan humanis, sejalan dengan Program Akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas). Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembinaan warga binaan, tetapi juga memperkuat integritas lembaga di mata masyarakat.
Akselerasi 1 – Perang Total Lawan Narkoba dan Penipuan
Lapas Kalianda menerapkan prinsip zero tolerance terhadap narkoba dan praktik penipuan. Langkah ini diwujudkan melalui deteksi dini, razia gabungan bersama TNI-Polri, serta penguatan kontrol terhadap barang yang masuk ke dalam lapas. Strategi ini berhasil menciptakan lingkungan pembinaan yang aman dan bebas dari pengaruh negatif, sekaligus menjaga zona integritas yang telah diraih oleh Lapas Kalianda.
Akselerasi 2 – Ketahanan Pangan dan Kemandirian Warga Binaan
Melalui pengelolaan lahan produktif di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), warga binaan menghasilkan sayuran, ikan, dan tanaman herbal yang secara rutin dipanen. Produksi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan internal lapas, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan masyarakat sekitar. Program ini membuktikan bahwa pembinaan dapat menjadi sumber kemandirian ekonomi, sekaligus meningkatkan keterampilan dan tanggung jawab warga binaan.
Akselerasi 3 – UMKM Kreatif dan Produk Unggulan Warga Binaan
Inovasi Lapas Kalianda juga merambah sektor UMKM. Produk unggulan warga binaan meliputi madu trigona, kerajinan kayu, tapis Lampung, budidaya ikan air tawar, serta produk asimilasi kreatif lainnya. Melalui kerja sama dengan pelaku UMKM lokal, produk-produk ini kini mulai dikenal secara luas. “Dari balik jeruji, lahir karya berdaya,” menjadi semboyan yang menjiwai setiap program pembinaan produktif.
Akselerasi 4 – Kepedulian Sosial untuk Masyarakat Sekitar
Kegiatan rutin seperti Jumat Berbagi, pembagian sembako, dan bantuan kemanusiaan menjadi bukti nyata bahwa Lapas Kalianda berkomitmen untuk berkontribusi terhadap masyarakat. Kepedulian sosial ini menegaskan bahwa pemasyarakatan tidak hanya berfokus pada warga binaan, tetapi juga memperkuat nilai kemanusiaan di tengah masyarakat luas.
Akselerasi 5 – Solusi Overcapacity dan Pembinaan Berbasis Digital
Lapas Kalianda menghadapi tantangan overcapacity dengan pendekatan yang inovatif. Sistem hunian yang tertata, program asimilasi yang diperkuat, serta digitalisasi administrasi pembinaan memungkinkan pengelolaan kapasitas secara efisien. Pendekatan ini menjamin keamanan tetap terjaga tanpa mengurangi hak dan kualitas pembinaan warga binaan.
Akselerasi 12 – Lapas Sebagai Pusat Edukasi dan Pelatihan
Lapas Kalianda kini memantapkan diri sebagai pusat pendidikan dan pelatihan bagi warga binaan. Berbagai kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi memberikan kesempatan bagi warga binaan untuk menempuh program Kejar Paket C, pelatihan menjahit, sablon, melukis, dan keterampilan lainnya. Beberapa peserta bahkan telah mendapatkan Sertifikat Kompetensi, membuktikan bahwa pembinaan di Lapas Kalianda mampu mencetak tenaga kerja bersertifikat dan siap berdaya saing di masyarakat.
Kepala Lapas Beni Nurrahman menegaskan filosofi pembinaan yang diterapkan:
“Kami membina dengan hati, menjaga dengan integritas, dan memulihkan dengan karya. Tujuan kami jelas: agar warga binaan tidak hanya bebas dari pidana, tapi juga bebas dalam makna kehidupan—siap berdaya, berkontribusi, dan menjadi manusia baru yang bermartabat.”
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Lapas Kalianda menegaskan dirinya sebagai simbol pemasyarakatan modern yang selaras dengan visi Kemenimipas: Aman, Humanis, Produktif, dan Berwibawa. Transformasi yang dilakukan tidak hanya menekankan keamanan dan disiplin, tetapi juga pengembangan potensi dan kreativitas warga binaan, menjadikan lapas sebagai pusat rehabilitasi sosial dan ekonomi yang berdampak luas.***












